Siswi SMP di Kota Probolinggo Kabur dari Rumahnya, Tinggalkan Sepucuk Surat
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Jenny Sulistiani (48), mendatangi kantor Dinas Satpol PP Kota Probolinggo, Selasa (25/2/2020) sekitar pukul 09.00 WIB. Kedatangannya untuk melaporkan anaknya yang kabur dari rumahnya, di hari yang sama, sekitar pukul 03.00 WIB.
Kepada petugas, perempuan yang biasa disapa Sulistiani tersebut mengaku, telah kehilangan anak pertamanya yang bernama Aulia Maharani A. Siswi kelas IX SMPN kota setempat tersebut, meninggalkan rumah lewat pintu belakang tanpa izin.
Padahal sebelumnya, tidak pernah bermasalah dengan dirinya. Di hadapan petugas yang menerima laporan, perempuan yang memiliki 3 anak tersebut, menunjukkan foto Aulia. Tak hanya itu, Sulistiani juga menunjukkan surat yang berisi pesan, sebelum anak sulungnya pergi.
Peempuan yang ditinggal di jalan S Parman, Gang Pelita, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan itu melapor ke Satpol PP, karena dimungkinkan Aulia bergabung dengan anak jalanan dan kelompok punk. Mangingat, ia kenal dangan perempuan seusianya yang ikut punk. “Kami khawatir ikut temannya yang ikut punk,” katanya.
Sulistiani tidak menyangka Aulia tega meninggalkan dirinya dan 2 adiknya. Sebab, sehari sebelumnya, janda anak tiga tersebut tidak melihat keanehan pada Aulia. Tiba-tiba saat bangun menjelang subuh, Ia mendapati anak perempuannya yang tidur sekamar dengan adiknya, tidak ada. “Saya bangun dan melihat anak saya tinggal 2. Aulia tidak ada,” tambahnya.
Perempuan yang cerai hidup dengan suaminya ini, mengaku telah mencari Aulia kesana-kemari. Kepada keluarga, teman, namun tidak menemukan titik terang. Karenanya, ia kemudian melapor ke Satpol PP.
“Sudah saya cari, namun tidak ketemu. Anak saya meninggalkan surat yang ditaruh di dekat saya saat tidur,” katanya.
Isinya, Aulia meminta maaf kepada ibu dan 2 adiknya. Ia tidak akan lama pergi dan setelah urusannya selesai, akan pulang dan sekolah lagi. Hanya saja, yang bersangkutan tidak menjelaskan alas an kepergiannya dan kapan akan kembali. Kepada orang tuanya hanya titip, untuk menyerahkan hasil kerajinannya mengecat sandal ke sekolah, agar bisa kembali bersekolah.
Sementara Kepala Dinas Satpol PP, Agus Efendi menyatakan, akan berusaha mencari Aulia. Pihaknya akan menerjunkan anggotanya untuk mengkroscek tempat-tempat yang biasanya dijadikan tempat mangkal anak jalanan dan kelompok punk.
“Kami akan berusaha mencari. Ya ditempat mangkalnya anak jalanan dan pung. Juga tempat yang bisa digunakan bolos anak sekolah,” ujarnya.
Namun, dari data yang disimpan di kantornya, gadis yang bernama Aulia Maharani tidak ada dalam catatan, remaja atau anak yang terjaring razia. Baik sebagai anjal, punk ataupun siswa bolos dan mabuk.
“Kalau memang ikut temannya yang punk, dia masih ada di wilayah kami. Masih belum keluar kota,” tambahnya.
Terpisah, Kepala SMPN 3, Sumantri berterus terang, telah mendengar Aulia meninggalkan rumahnya dan tidak masuk sekolah. Disebutkan, Aulia yang dikabarkan tengah berpacaran dengan adik kelasnya tersebut sering tidak masuk sekolah.
“Memang sering tidak masuk. Nggak tahu, mungkin persoalan keluarga,” katanya.
Sumantri membantah, menghilangnya Aulia karena ditekan pihak sekolah atas kesalahan yang telah diperbuat bersama pacarnya. Aulia tertangkap tangan berduaan di salah satu ruangan tengah berpelukan dengan pacarnya, saat jam pelajaran berakhir.
“Yang tahu tukang. Karena melanggar kami sanksi. Hukumannya salat dluha dan zuhur. Salatnya bersama siswa lain, tidak sendirian,” tandasnya.