Kesal Terganggu Debu dan Asap, Warga di Kota Probolinggo Geruduk Pabrik Bata Ringan
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Puluhan warga RT 08 RW 07, Kampung Sumber Baru, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, mendatangi PT Andalas Firdaus Utama (AFU). Mereka mendadak ke pabrik bata ringan, lantaran merasa sesak.
Perusahaan yang dekat dengan pemukiman warga tersebut, mengeluarkan asap dan debu, Sabtu (29/2/2020) sekitar pukul 15.00 WIB. Warga sempat ke pabrik, namun membubarkan diri setelah pihak perusahaan menemui mereka. Perwakilan perusahaan kemudian bertemu dengan tokoh masyarakat dan pemuda di rumah ketua RT setempat.
Asisten Direktur PT AFU, Kelik Suriyanto, usai bertemu dengan warga tak mengelak kalau perusahaannya mengeluarkan debu atau abu. Penyebabnya, karena ada kesalahan prosedur pada waktu pembersihan.
“Ada pembersihan. Karena tertiup angin debunya mengarah ke rumah warga,” ujarnya.
Kelik menjelaskan, kondisi seperti itu tidak setiap hari, namun pada saat pembersihan. Itupun kalau angin mengarah ke pemukiman warga. Jika tidak, maka warga tidak resah karena debu ke arah lain.
“Tidak setiap hari. Untuk pembersihan, kami tidak tahu. Karena saya karyawan baru,” tambahnya.
Sementara itu, Hanifah, warga setempat yang ikut ngluruk pabrik membenarkan, kalau pukul 15.00 WIB, abu dan asap keluar dari pabrik. Akibat pernafasannya terganggu, warga mendadak mendatangi perusahaan yang berlokasi di jalan Anggrek tersebut.
“Warga barusan dari sana. Ya, meminta pertanggungjawaban pabrik. Agar abu dan asapnya tidak keluar sehingga mengganggu warga,” pintanya.
Ditambahkan, selama pabrik bata ringan berdiri di dekat rumahnya, warga tidak pernah diperiksa kesehatannya. Dan juga tidak pernah diberi bantuan. Padahal, setiap hari mereka terkena menghirup debu.
“Tadi debu dan asapnya keluar banyak. Nggak tahu kenapa. Kejadian seperti itu tidak setiap hari kok,” imbuhnya.
Ketua RT 08 RW 07, Fadillah mengatakan, ada 130 kepala keluarga (KK) atau 418 jiwa di lingkungannya yang terdampak debu pabrik. Karenanya, ia meminta warganya untuk diperhatikan.
“Kalau amemang ada pembersihan, lihat dulu arah angin. Dan lagi, harusnya kami dan warga diberitahu. Jadi kalau ada debu, tidak seperti tadi. Warga marah-marah dan geruduk pabrik,” katanya singkat.