Mahasiswa Lamongan Masih Tertahan di Wuhan, Unesa Beri Pendampingan ke Ortu
LAMONGAN, FaktualNews.co-Akibat maraknya virus corona, ratusan mahasiswa asal Indonesia di Wuhan, China, sudah dievakuasi oleh pemerintah RI pada 2 Februari 2020 lalu.
Namun Humaidi Said (28), seorang mahasiswa asal Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, hingga kini masih terisolasi di kampus Central China Normal University (CCNU).
Itu disebabkan pada saat pemulangan, Humaidi yang mahasiswa pendidikan S2 Jurusan Linguistik, sedang menderita batuk, dan akhirnya tidak ikut dievakuasi, meski saat itu sudah di bandara.
Kondisi yang dialaminya secara umum sehat dan ia pun rajin berkomunikasi dengan kerabatnya di kampung halaman.
Oleh sebab itu, pihak Universitas Negeri Surabaya (Unesa), asal perguruan tinggi Humaidi, tak sekadar mengupayakan pemulangan Humaidi Said ke Indonesia. Tetapi juga memberikan pendampingan psikologi bagi keluarga atau orang tua (ortu) Humaidi Said.
“Pendampingan psikologi bagi keluarga Humaidi Said bertujuan agar orang tua tidak cemas akan nasib anaknya yang saat ini masih tertahan di Wuhan,” kata Rektor Unesa Surabaya Prof Nurhasan. Saat berkunjung di kediaman orang tua Humaidi Said, Minggu (1/3/2020).
Menurut Nurhasan, pendampingan perlu dilakukan karena semua orang tua pasti khawatir.
“Untuk itu kami bawa psikolog agar bisa menenangkan kondisi ibunya dan pendampingan sendiri akan kita lakukan sampai Humaidi pulang ke Indonesia,” kata Nurhasan.
Pihak Unesa juga meminta orang tua Humaidi tetap bersabar dan menunggu instruksi dari pihak berwenang. Sebab saat ini pemerintah Provinsi Jatim dan pusat tengah berupaya untuk bisa memulangkan Humaidi ke Indonesia.
“Kami terus berupaya dan menyampaikan perkembangan Humaidi kepada Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan beliau juga langsung berkoodinasi dengan KBRI melalui menteri luar negeri (Menlu) di Jakarta,” jelas Nurhasan.
Kondisi mental Humaidi tidak stabil dan sempat ngedrop selama empat hari, usai mendengar kabar dirinya tidak bisa pulang ke Indonesia bersama 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok ke Bandara Hang Nadiem, Batam, Kepulauan Riau, pada 2 Februari lalu.
“Namun saat ini sudah berangsur membaik. Dan Alhamdulillah kondisi Humaidi sehat, tadi pagi sempat saya hubungi, saya dan rombongan akan berkunjung ke rumah,” ungkap Rektor Unesa.
Sementara untuk kebutuhan sehari-hari selama Humaidi di sana akan dicukupi oleh pihak kampus.
“Kemarin baru saja pihak Unesa sendiri mengirimkan bantuan kepada Humaidi, insyaAllah kalau masalah biaya kami akan tanggung sepenuhnya,” pungkasnya.