Virus Corona, Berkah Bagi Pengolah Jahe Merah di Lamongan
LAMONGAN, FaktualNews.co – Jahe merah, konon bisa menangkal virus Corona. Di Lamongan, salah seorang warganya mengolah jahe merah menjadi bubuk instan.
Adalah Hartono, warga Desa Kalipang, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, pengolah jahe merah di Lamongan. Hartono sudah beberapa minggu lalu, permintaan jahe merah lebih banyak daripada biasanya. Kenaikannya sekitar 25 persen, sejak merebaknya virus corona tersebut.
Hartono mengaku, jahe merah adalah salah satu rempah-rempah yang tak hanya dijadikan bumbu masak namun juga sebagai media pengobatan beragam penyakit. “Jahe merah yang biasanya dibuat sebagai wedang jahe, mengandung zat anti bakteri, anti inflamasi, dan zat lainnya. Sehingga ada sensasi hangat pada tubuh yang meminumnya,” kata Hartono saat ditemui di rumahnya. Jum’at (6/3/2020).
Hanya dengan menambahkan air panas, hangatnya jahe merah akan bisa dinikmati.
Cara pembuatan jahe merah serbuk atau instan bisa dibilang sangat sederhana. Pertama, jahe merah dicuci bersih kemudian dirajang dan di blender. Usai diblender kemudian direbus dan diberi gula dan garam sambil diaduk selama sekitar 90 menit.
“Kita aduk terus sampai kental dan padat, kemudian ditaruh di wajan dan diaduk lagi sampai menjadi serbuk kristal jahe merah dan kemudian disaring. Jikalau masih ada yang masih kasar kita blender kembali,” terang Hartono menunjukan cara perbuatannya.
Lebih jauh, Hartono mengaku, untuk 1,5 kg jahe merah bisa menghasilkan jahe merah serbuk sebanyak 80 saset kemasan, dengan harga persaset hanya Rp 4.000. Sementara untuk kemasan 150 gram dengan harganya Rp 32.500.
Produksi tersebut sudah merambah beberapa kota di Indonesia seperti Gresik, Surabaya, Kediri dan paling jauh Yogjakarta. Tak hanya dalam negeri, jare merah serbuk buatan warga Lamongan itu sudah merambah pasar luar negeri, yaitu Jepang.
“Untuk yang ke Jepang, kebetulan ada mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana dan pas musim dingin ternyata cocok. Akhirnya banyak temannya yang asli Jepang ikut pesan,” tutur Hartono.
Namun, beberapa minggu ini, bahan baku pembuatan jahe merah serbuk mengalami kenaikan. Yang biasanya hanya Rp 45 ribu perkilo kini naik menjadi Rp 65 ribu. “Harga jahe merah mengalami kenaikan. Itupun barangnya sulit didapat,” imbuh Hartono.
Ditambahkan Hartono, sebagian dari hasil penjualan jahe merah serbuk ini disisihkan untuk pondok pesantren yang ada di desanya.