Peristiwa

Pemosting Hoaks Corona dan Mutilasi di Medsos, Diburu Polres Probolinggo Kota

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Polres Probolinggo Kota, akan memburu orang yang mengunggah berita bohong alias hoaks. Tak hanya itu, Polresta yang dipimpin AKBP Ambariyadi Wijaya juga akan mencari-tahu pembuat status yang mengagetkan nitizen.

Hal tersebut diungkap Kapolresta, usai mengikuti senam Jatim Sehat yang digelar di jalan dr Muhammad Saleh, depan Mapolresta, Minggu (8/3/2020) pagi. Menurutnya, postingan yang menyebut wilayahnya sudah suspect corona, meresahkan dan mengagetkan serta membingungkan masyarakat. Karenanya, perlu diberi tindakan.

Disebutkan, foto yang dilengkapi caption atau keterangan Suspect Corona sudah di RS Saleh Probolinggo, Semoga kita diberi perlindungan, adalah hoaks alias bohong. Foto yang memperlihatkan aktivitas penjemputan pasien oleh sejumlah tim medis berpakaian lengkap dan tertutup, merupakan simulasi penanganan pasien corona.

Simulasi digelar RSUD dr Muhammad Saleh, dalam rangka antisipasi penanganan pasien corona. Jika nantinya ditemukan atau ada penderita corona, tim medis RSUD siap menangani. Termasuk mempersiapkan kelengkapan pakaian tim medis beserta penderitanya, juga ruangan sipasien. “Itu simulasi, bukan penanganan pasien corona sebenarnya,” tandasnya.

Lantaran foto yang disertai keterangan seperti itu meresahkan masyarakat, maka pihaknya akan mencari pmbuat sekaligus penyebar berita hoaks yang tersebar di Whatsapp (WA) tersebut. Hal itu dilakukan, sebagai upaya agar pelaku tidak membuat keresahan lagi.

“Ya, kami cari pembuatnya. Kami akan tindak sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.

Terkait pembuat berita gurauan atau candaan di media sosial Facebook ? Kapolresta mengatakan, akan melakukan hal yang sama. Sebab, status di FB tersebut mengagetkan nitizen yang membacanya.

“Berita itu kalau dibaca sepenggal dikira beneran, kalau di wilayah kami terjadi mutilasi. Padahal kalau dibaca utuh, yang dimutilasi Martabak. Martha itu, Martabak,” ujarnya.

Disebutkan, kalimat guyonan atau candaan yang dikemas pemberitaan tindak kriminalitas bisa saja meresahkan masyarakat. Jika dibaca hanya beberapa kalimat saja, alias tidak dibaca secara tuntas. Apalagi, dalam kelimat tersebut tertulis pernyataan seorang polisi berpangkat Kompol.

“Kami berharap, nitizen jangan bemain-main. Hindari candaan yang kalimatnya mengarah atau nyrempet ke tindak kejahatan. Bikin status yang wajar saja,” harapnya.

Apalagi, status yang ada di FB tersebut disertai foto rumah bergaris polisi yang dikerumuni warga dan dijaga petugas. Jika nitizen membacanya tidak tuntas dan langsung melihat fotonya, mereka yakin, kalau berita candaan tersebut, dikira benar adanya.

“Foto seperti kejadian sebenarnya. Kalau nitizen membacanya tidak tuntas dan langsung melihat fotonya, dikira kejadian mutilasi beneran. Padahal, di wilayah kami tidak ada kejadian mutilasi,” pungkas Kapolresta.

Terpisah, Kasi Promosi kesehatan dan Pemberdayaan, Dinas kesehatan (Dinkes) setempat, Wiwit Indrawati menegaskan, wilayahnya belum ada warga yang terinveksi virus corona. Foto yang beredar di WA tersebut menurutnya, adalah simulasi kesiapsiagaan Pemkot Probolinggo dalam menghadapi corona virus.

“Itu akibat informasi yang diterima tidak utuh atau lengkap. Sehingga seperti itu jadinya,” ujarnya.

Karenanya, Wiwit mengimbau, masyarakat dan awak media untuk tidak menyampaikan atau menyebarluaskan informasi yang tidak lengkap dan dari narasumber yang kredibel. Kepada masyarakat, ia meminta untuk tidak mempercayai berita yang sumbernya tidak jelas.

“Untuk kasus corona, sumbernya satu pintu. Kalau di wilayah kami ada yang terinveksi virus corona, Wali kota yang akan menyampaikan atau mengumumkan. Kalau bukan dari Wali kota, jangan percaya,” tandasnya.

Inilah status kalimat tersebut.

PROBOLINGGO GEMPAR

Jum’at, 07 maret 2020 di temukan korban mutilasi di depan ruko jl.cokro aminoto kota probolinggo. Korban di temukan oleh bapak adi warga desa kanigaran probolinggo. Menurut bapak adi yang sehari hari bkerja sbgay tambal ban tersebut, korban mutilasi sering duduk di salah satu warung dekat korban di temukan. Setau bapak adi, korban sering di sapa sebagay sebutan MARTHA, korban tidak mempunyai tempat tinggal tetap, karna korban sering pindah pindah.

Korban di temukan oleh pak adi dengan keadaan di mutilasi, di ptong potong menjadi 4 bagian, dan di taruh di presek warna hitam. Pertama pak adi mengira klw bungkusan tersebut sampah biasa, ternyata stelah di buka berisi potongan ptongan yang mncurigakan,dan pak adi segera melaporkan kepada polsek terdekat. Petugas langsung melakukan olah Tkp, menurut kompol wiryo prasetyo, polisi yang mempunyai melati 3 di pundak itu, korban di masukan ke minyak goreng panas sebelum di mutilasi, sebab.. korban mengalami luka gosong sperti luka bakar. Di dalam saku korban di temukan identitas,berupa ktp, setelah diselidiki identitas korban ternyata korban berasal dari kraksan probolinggo. Korban yang sering di sebut MARTHA itu, ternyata nama aslinya adalah MARTHABAK telor.

Tidak heran jika pak adi menemukannya dalam keadaan di mutilasi alias di potong potong Sekian terimakasih.

#efek_benyak_pekkeran.“