FaktualNews.co

Gali Sejarah Tumenggung Soerantani

Abdi Dalem Keraton Nga-Yogjokarto Lawatan Sejarah di Tulungagung

Nasional     Dibaca : 2217 kali Penulis:
Abdi Dalem Keraton Nga-Yogjokarto Lawatan Sejarah di Tulungagung
FaktualNews.co/Latif/
Rombongan Abdi Dalem Keraton Nga-Yogjokarto ketika berada di Makam Tumenggung Soerantani III.

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Rombongan Abdi Dalem Keratan Nga-Yogjokarto nyambangi beberapa tempat bersajarah di Kabupaten Tulungagung, Selasa (10/03/2020).

Rombongan datang ke Tulungagung guna menggali sejarah soal beberapa lokasi yang dinilai masih ada hubungannya dengan Kerajaan Mataram.

Selama di Tulungagung, rombongan Abdi Dalem Keraton Nga-Yogjokarto mengunjungi tiga lokasi. Diantaranya Situs Candi Gayatri di Kecamatan Boyolangu, Makam Tumenggung Soerantani III di Desa Tanggung Kecamatan Campurdarat, dan Makam Timenggung Soerantani I dan II di Desa Wajak Kidul Kecamatan Boyolangu.

Hasilnya, benar saja, ternyata sesuai dengan catatan Keraton Nga-Yogjokarto memang pernah menugaskan Tumenggung Soerantani untuk menjaga wilayah Kabupaten Tulungagung bagian tengah.

Romo Kadio Herlani, Abdi Dalem Keraton Nga-Yogjokarto menuturkan, lawatan yang dilaksanakan merupakan bagian dari nguri-nguri Sejarah kerajaan Mataram, guna mengetahui kebenaran sejarah yang berkaitan dengan Mataram.

“Agenda kita yaitu nguri-nguri sejarah, ke lokasi yang ada hubungan dengan mataram. Keraton juga ingin mengetahui secara pasti, kemudian kita sampai kesini,” terangnya, ketika dijumpai di makam Tumenggung Soerantani III.

Pihaknya belum menemukan fakta baru, karena lawatan yang dilaksanakan berhubungan dengan penggalian data saja.

“Menggali saja, Soerantani siapa, mengapa, bagaimana, kenapa,” jelasnya.

Dalam catatan sejarah yang ada di Keraton. Soerantani merupakan anak pesantren dari Wali Songo.

“Soerantani, lalu Sobo, lalu Sunan Sidik, lalu Sunan Giri, lalu Sunan Iskak yang dari Timur Tengah. Temuan kita seperti itu, maka kita telusuri sejarah,” paparnya.

Selain ke Tulungagung, Abdi Dalem juga sempat melawat ke Kediri, Trowulan, hingga Gunung Penanggungan.

“Kemar[n ke Kediri, Trowulan, gunung Penangungan. Di gunung Penanggungan ternyata makam-makam sunan atau syeh hanya tapak tilas, Kan masuknya Islam di Sriwijaya melalui Trowulan. Ada seperti makam tapi bukan makam,” jelasnya.

Lanjut Romo Kadio, berkaitan dengan Kabupaten Tulungagung, sebenarnya ada 11 lokasi yang diduga masih ada hubungannya dengan sejarah Mataram. Namun, pihak Keraton belum dapat memastikannya karena belum melakukan penggalian data secara menyeluruh.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin