MOJOKERTO, FaktualNews.co- Area persawahan di Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Kamis (19/3/2020) mendadak di serbu warga. Mereka menuntut alat berat yang berencana melakukan aktifitas galian C di desa mereka keluar.
Puluhan warga yang melibatkan wanita dan anak anak kecil ini mengeluarkan paksa alat berat yang belum melakukan aktifitas. Pasalnya, mereka khawatir akan kerusakan ekosistem alam juga kekurangan air bersih jika musim kemarau.
Kepala Desa Sawo, Nur Kholis mengatakan, aksi warga adalah menolak adanya galian di Desa Sawo dan mengusir alat berat yang tiba tiba saja masuk di area persawahan.
“Saya sendiri tidak tau, alat berat ini masuk kapan. Informasi yang saya dapat dari warga alat berat ini masuk di area persawahan tadi malam. Makanya dilakukan penolakan,”ucapnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Menurutnya, lokasi yang rencana akan digali merupakan area persawahan milik warga sekitar yang sebagian masih menolak area tanahnya digali.
“Sebelumnya memang sudah ada musyawarah dengan pihak penambang, namun belum ada kesepakatan. Artinya sebagian warga masih ada yang menolak dan ada yang menerima,”paparnya.
Aksi pengusiran alat berat ini dilakukan sebelum ada aktifitas galian di area persawahan seluas lima hektar yang rencananya menjadi lokasi galian.
“Ini masih membuka jalan belum sampai melakukan aktifitas, ketahuan warga kemudian diusir warga yang tidak menghendaki adanya galian,”paparnya.
Pihak desa sebenarnya tak menutup adanya investor masuk ke desa mereka, termasuk adanya galian. Demikian ini asalkan masyarakat kondusif dan bisa menerima.
Disinggung soal izin, pihak desa tidak tau menahu. Sebab saat ini masalah perizinan harus langsung ke Provinsi. “Kalau dulu izin ke masyarakat yang bersangkutan, BPD sudah boleh tapi sekarang kan beda,”paparnya.
Menghindari adanya konflik berkepanjangan, polisi yang datang ke lokasi langsung melakukan negosiasi dengan masyarakat dan mengamankan alat berat yang diprotes warga.
“Untuk tidak lanjut kita serahkan langsung ke Polres Mojokerto, soal izin maupun alat berat,”ungkap Kapolsek Kutorejo AKP Hery Susanto.
Menurutnya, aksi warga kali ini tidak mengusir adanya alat berat di lokasi yang rencana menjadi lokasi tambang. Melainkan warga tidak menghendaki adanya galian di desa mereka.