Begini Cara Pesantren di Jombang Ini Belajar Saat Corona Melanda
JOMBANG, FaktualNews.co-Banyak sekolah dan pesantren terkaget-kaget saat Virus Corona atau Coronavirus Desease (Covid-19) melanda.
Kadang sistem pengajaran tidak siap menerima perubahan secara totalitas dan menyebabkan kacau balau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Namun ini tidak berlaku bagi Pondok Pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang. Pesantren yang mengusung slogan ‘sekolahnya manusia’ ini didirikan KH A Junaidi Hidayat. Sejak setahun terakhir menerapkan sekolah digital kepada santri.
“Di Aqobah adalah sekolahnya manusia, di sini sekolah digital, tidak ada seragam dan model pengajarannya dibuat asyik,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah KH A Kanzul Fikri, Rabu (25/3/2020).
Menurutnya, Aqobah sejak awal memiliki keyakinan, setiap santri adalah istimewa. Sehingga setiap santri punya potensi menjadi juara dari jalurnya masing-masing sesuai bakat dan minat.
Ia juga mengatakan pesantrennya sudah terbiasa melakukan pembelajaran secara online. Sehingga ketika ada instruksi pemerintah agar sekolah menganti pembelajaran ke sistem daring, Aqobah sudah siap.
“Sebelum ada wabah, semua pembelajaran di Aqobah full akses wifi. Di sekolah sudah tanpa kitab fisik, tapi e-book. Di pondok juga ngaji digital, kitab-kitab kuning juga e-book,” ujarnya.
Pesantren Aqobah memiliki beberapa cabang, di antaranya di Jember khusus mahasiswa, di Jombang Aqobah 1 khusus khusus kitab kuning dan Aqobah 4 khusus Al-Quran dan Hadits.
Model pembelajaran kitab kuning, hadis dan Al-Quran lebih modern. Setiap siswa membawa satu laptop. Bagi yang tidak memiliki laptop disediakan komputer dari pondok.
Ustaz atau guru cukup menyuruh santri membuka perpustakaan online lalu diminta membaca satu per satu, hingga menjelaskan kepada teman-temannya.
“Jadi keuntungannya, saat Virus Corona datang tidak menganggu proses belajar kita,” tambah alumni Universitas Islam Malang (Unisma) ini.
Khusus untuk menghadapi Virus Corona ini, Pesantren Aqobah mengambil kebijakan memberi pilihan pada santri. Apakah tetap tinggal di pondok atau pulang ke rumah.
“Santri yang di rumah akan tetap lancar belajar lewat sistem sekolah digital ini. Seperti hari biasanya. Hanya bedanya saat ini harus diawasi orang tua di rumah,” ungkap Fikri.
Kebijakan ini berdasarkan pertimbangan ada sebagian wali santri yang nyaman jika putra-putrinya tetap di asrama, hingga wabah ini hilang. Bagi yang tinggal di pondok akan tetap dipantau.
Baginya, hifzul nafs (nyawa) lebih diutamakan dari hifzul diin. Semua kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar juga dibatasi.
Beberapa santri yang berasal dari luar Pulau Jawa masih menetap di asrama. Setiap hari juga diminta olahraga pagi.
Bagi santri yang tidak kembali ke rumah, diharuskan mengikuti prosedur kesehatan yang ada. Yang sudah pulang tidak juga diperbolehkan balik lagi sebelum jadwal resmi.
Pesantren juga membekali santri yang di pondok dengan hand sanitizer.
“Kita berikan izin untuk wali santri yang menjemput putra-putrinya hingga dikembalikan awal Juli 2020,” tandas pria yang akrab disapa Gus Fikri ini.