Kesehatan

Peduli Tim Penanganan Covid-19, Komunitas di Kota Probolinggo Produksi APD

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Berbagai cara dilakukan masyarakat Kota Probolinggo, dalam mencegah penularan virus corona. Salah satunya membuat Alat Pelindung Diri (APD) berbentuk pakaian yang dilakukan warga Perumahan Sumbertaman Indah, Kelurahan Sumbetaman, Kecamatan Wonoasih.

Tepatnya, di rumah tinggal Ririn Trikatikowati, Jalan Taman Tirta II, RT 06 RW 08, kelurahan setempat. Kegiatan tersebut dimotori Reni Windia Astutik, istri Camat Mayangan Muhammad Abas. Didukung oleh sejumlah ibu-ibu dan Komunitas Peduli Anak Yatim, The Platiez. Mereka semua adalah pegiat sosial tanpa pamrih.

Pada Senin (30/3/2020) pagi, FaktualNews.co menyempatkan diri bertandang ke tempat kegiatan mereka. Terlihat, 4 ibu-ibu dan 2 remaja laki-laki, sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Ada yang membuat pola, mengemal, memotong, menata hasil potongan dan ada yang menjahit. Kesibukan itu untuk membuat baju terusan yang fungsinya melindungi diri dari penularan virus corona.

Bahannya yakni plastik tak tembus udara, mirip jas hujan, namun kelihatannya lebih bagus dan kuat. Tak ada satu pun dari mereka yang tahu nama dan mereknya. Mereka memilih bahan seperti itu setelah berkonsultasi dengan Ikatan Dokter Indonesia, cabang kota setempat. Contoh bahan yang direkomendasi IDI itulah yang kemudian dibawa dan diberikan ke pemilik toko, tempat membeli bahan tersebut.

“Kita bawa contohnya agar pemilik toko tidak bingung. Soalnya kami tidak tahu nama jenis bahan itu dan merek-nya,” ujar Reni Windia Astutik, di sela-sela kesibukannya.

Perempuan yang disapa Reni inilah yang mengawali dan memotori gerakan kepedulian terhadap keselamatan tim penanganan virus corona. Aksinya berupa, pemberian gratis alkohol, sepatu boot, hand sanitizer, sarung tangan dan Alat Pelinding diri (APD) berupa baju. “Awalnya, kami kesulitan cari tukang jahitnya,” ujar Reni.

Setelah lama mencari, akhirnya istri Camat Mayangan tersebut memperoleh informasi, kalau di perumahan Sumbertaman Indah ada penjahit yang bisa menjahit bahan plastic. Iapun menuju ke rumah Ririn Trikatokawati, sang penjahit dan disana bertemu dengan Yayuk Haryuni, pengurus Komunitas Peduli Anak yatim dan sesame bernama The Platiez. “Sekalian kami ajak The Platiezt untuk bergabung,” tandasnya.

Alasannya, The Platiez sudah terbiasa dengan urusan bantuan kemanusiaan dan pekerjaan social lainnya. Merekalah yang melakukan pekerjaan penyemprotan, mengantar hand Sanitizer, sarung tangan dan sepatu boot serta APD. “Tukang jahitnya juga tidak digaji alias gratis. Jadi apa yang kami lakukan bersama, tanpa honor,” katanya.

Sedang untuk pengadaan bahannya, didapat dari sumbangan masyarakat. Saat ini sudah terkumppul dana Rp 2,5 juta lebih dari 10 donatur. Uang itu sudah dibelanjakan bahan APD dan kebutuhan lain yang akan diberikan cuma-cuma ke masyarakat dan petugas medis penanganan virus corona. “Ya masih kurang. Kebutuhannya banyak,” jelasnya.

Reni mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu dalam penanganan virus yang cara penularannya cepat tersebut, sesuai keahlian dan kemampuannya. Bagi mereka yang mau menyalurkan dananya, Reni membuka pintu selebar-lebarnya, demi kesehatan dan keselamatan masyarakat. Mengingat, pihaknya memiliki keterbatasan soal dana yang akan digunakan pengadaan bahan atau barang yang akan diberikan cuma-cuma tersebut.

Reni juga menyebut,pihaknya kekurangan tenaga atau tukang jahit. Ia berharap warga yang bisa menjahit berkenan dan mau begabung menjadi bekerja sosial demi keselamatan warga dan tim penanganan virus corvid 19 di garda paling depan. Saat ini, ada 4 penjahit yang sudah menyatakan bergabung, di antaranya berasal dari Kelurahan Sumbertaman, Triwung lor dan Kelurahan Jati, “Ya, masih kurang. Kan banyak baju yang akan kita jahit,” bebernya.

Saat ini, pihaknya telah menyelesaikan belasan APD yang rencananya akan diserahkan dalam minggu ini. Bantuan berbagai jenis tersebut akan diserahkan ke IDI Cabang Kota Probolinggo untuk diserahkan ke pihak yang membutuhkan.

“Langsung kita serahkan ke IDI. Biar IDI yang membagikan. MSoalnya mereka yang tahu,” pungkasnya.

Sementara itu, Ririn Trikatikowati berterus terang, tidak mengalami kesulitan menjahit pakaian APD. Menurutnya, pekerjaan tersebut sama dengan pekerjaan menjahit bahan lainnya seperti kain. Hanya saja dibutuhkan ketelatenan, kesabaran serta kehati-hatian.

“Kan saya sering menjahit limbah plastik dibuat kerajinan. Jadi nggak ada kesulitan,” katanya singkat.