SIDOARJO, FaktualNews.co – Warga Desa Dukuh Tengah, digemparkan dengan penemuan mayat di perumahan Cluster Sapphire G2 No. 44 Komplek Surya Residence, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Rabu (1/4/2020).
Korban diketahui bernama Hendra (38). Pria itu tinggal di rumah yang terdapat spanduk bertulis “Dijual” dan hidup sebatang kara di rumah tersebut.
Penemuan itu bermula saat Diana (istri korban) yang sudah 3 tahun tidak tinggal serumah dengan korban, tidak bisa menghubungi korban beberapa hari belakangan. Dia pun menelpon Arifa (44), yang rumahnya bersebelahan dengan rumah korban untuk melihat kondisi korban. Usai mendapat telepon, Arifa mendatangi rumah korban.
Bersama putranya, Arifa mengecek rumah korban. Namun, di dalam pagar, dia mencium bau busuk yang menyengat dan melihat pintu dalam kondisi tertutup. Dia pun mencoba mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban.
Penasaran, ia mencoba menengok ke jendela rumah. Posisi jendela itu berada didekat garasi. Kaget, ia melihat sosok korban sudah terlentang dengan kondisi tubuh membengkak tanpa busana di dalam kamar.
Selanjutnya, informasi itu dilaporkan kepada Suprapto, ketua Rukun Tetangga (RT) setempat yang kebetulan berada di rumah. Informasi itu kemudian di teruskan ke pihak Polsek Buduran.
Kapolsek Buduran, Kompol Sujud membenarkan peristiwa tersebut. Setelah tim identifikasi Polresta Sidoarjo tiba ke lokasi, ia mendapat laporan jika tidak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.
Kepada polisi, istri korban yang tinggal di Kecamatan Candi, Sidoarjo itu mengaku terakhir berkomunikasi dengan korban pada hari Jumat. Korban sempat mengeluh sakit Typus.
“Dari keterangan si istri, korban mengeluh sakit tenggorokan dan sesak nafas. Sempat diperiksa ke Puskesmas di Surabaya, infonya sakit Typus,” terang Sujud, di lokasi kejadian.
Lebih jauh mantan Kapolsek Taman ini menerangkan, beberapa tetangga korban sempat melihat korban pada hari Senin tanggal (30/03/2020). Ia keluar membeli makanan keluar kompleks.
Proses evakuasi korban dilakukan oleh pihak RSUD Sidoarjo. Karena kamar dikunci, anggota Polsek Buduran membuka paksa dengan sebuah linggis yang disediakan oleh ketua RT.
Dari pantauan di lokasi, karena wabah virus corona yang sudah menjadi pandemi, membuat dua petugas yang melakukan evakuasi dilengkapi alat pelindung diri plastik mirip mantel hujan dan sarung tangan lateks.
Tidak hanya itu, cairan yang berisi disinfektan juga disiapkan untuk menyemprot beberapa bagian rumah utamanya dikamar korban.
Disisi lain, korban dikabarkan kerap menyalahgunakan narkoba. Bahkan, korban sempat menjalani proses rehabilitasi karena kecanduan. Kabar kematian korban Hendra ini diduga karena over dosis.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Buduran Kompol Sujud akan melakukan proses penyelidikan mendalam. Ia tidak bisa memastikan kabar tersebut sebelum adanya proses otopsi. “Kami akan lakukan proses penyelidikan mendalam,” pungkasnya.