FaktualNews.co

Gegara Social Distancing, Omzet Pedagang Semangka dan Melon di Jember Anjlok

Ekonomi     Dibaca : 1219 kali Penulis:
Gegara Social Distancing, Omzet Pedagang Semangka dan Melon di Jember Anjlok
FaktualNews.co/hatta
Pedagang grosir semangka dan Melon di Jember rugi puluhan juta rupiah

JEMBER, FaktualNews.co-Penerapan kebijakan social distancing (mengurangi kegiatan di luar rumah) dikeluhkan para pedagang buah, khususnya semangka dan melon.

Pasalnya pengiriman buah ke pasar besar di kota-kota besar menjadi terganggu. Para pedagang mengaku rugi, dan berharap ada pertimbangan terkait aturan tersebut.

Seperti diungkapkan pedagang grosir buah semangka dan melon Mohammad Yasin Syah. Dia mengaku akibat penerapan social distancing, pasar buah di Surabaya, Jakarta, dan Banjarmasin tidak dapat menerima kiriman buah darinya.

“Omzet menurun jauh, saya petik semangka tapi pasarnya ditutup, padahal sekarang banyak petani panen, terpaksa saya tidak ambil,” kata Yasin di Pasar Rambipuji, Selasa (7/4/2020).

Pedagang penerima pasokannya itu beralasan, kata Yasin, buah kiriman tidak laku di pasaran lantaran pasar mengalami penurunan jumlah pengunjung sangat drastis. Hal itu berpengaruh besar terhadap penjualan buah.

“Padahal sebelum ada corona ini, pengiriman saya bisa 14 ton semangka dan melon. Totalnya mencapai Rp 70 juta setiap seminggu sekali,” ungkapnya.

Namun kini dengan adanya kendala corona, penghasilan merosot sekitar Rp 10 jutaan.

“Padahal saya ada setoran kredit di bank. Sementara kebijakan pemerintah penangguhan angsuran masih belum jelas akan berakhir,” ungkapnya.

Lebih jauh Yasin juga menyampaikan, pihaknya juga mengaku kesulitan membayar tenaga petani yang menjadi mitranya.

“Saya kebingungan membayar petani. Jumlahnya 50-an orang. Ditambah lagi ketahanan buah melon dan semangka yang maksimal 10 hari. Lebih dari itu busuk, dan rugilah kita,” ujarnya.

Sementara ini, dia hanya mengandalkan pasar di lokalan dan dadakan di depan rumah. “Semoga segera berakhir corona ini,” sambungnya.

Yasin mengungkapkan, sejak dirinya menjadi pedagang grosir buah pada tahun 2000 lalu, baru kali ini ia mengalami kerugian besar. “Ini cobaan besar dan kerugiannya cukup besar. Bisa sampai puluhan juta,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah