TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Wabah virus Corona membawa berkah bagi pengrajin dadakan Tetek Melek di Tulungagung. Selain mematuhi protokol pemerintah dalam mencegah pandemi mematikan itu, warga Tulungagung punya tradisi dalam menghadapi wabah yakni dengan memasang Tetek Melek di depan rumah masing-masing.
Tetek Melek adalah tiruan topeng berwajah seram yang dilukis di bagian pangkal pelepah dauh kelapa. Dalam tradisi sebagaian masyarakat Tulungagung, Tetek Melek diyakini bisa menangkal wabah yang mereka sebut dengan pagebluk.
Adalah Sutrisno, salah satu pengrajin yang mendapat berkah dari tradisi tolak pagebluk itu. Pengrajin dadatan Tetek Melek asal Desa/Kecamatan Campurdarat itu dalam tiga hari terakhir mampu menjual 250 Tetek Melek dengan harga bervariasi, antara Rp. 15 ribu hingga Rp. 30 ribu.
“Awalnya saya iseng, masih baru 3 hari yang lalu, sudah terjual 250 biji,” jelasnya, Selasa (07/04/2020).
Proses pembuatan Tetek Melek, menurut Sutrisno, cukup sederhana. Bahannya, hanya pelepah daun kelapa dan cat warna.
“Awal pembuatannya Bangkok, diberi warna dasar kemudian dilukis,” papar Sutrisno.
Sementara untuk pola dan corak lukisan, tergantung dengan selera masing-masing dan tidak ada ketentuan khusus. “Ada yang digambar tokoh kartun, wajah seram, dan lainnya. Itu tergantung dengan seleranya masing-masing,” imbuhnya.
Sutrisno menambahkan, awalnya dia membuat Tetek Melek untuk dipakai sendiri. Lalu dia mencoba menawarkan via medsos dan akhirnya kuwalahan dan harus mengerahkan beberapa pemuda setempat untuk membantunya menggambar Tetek Melek.
“Untuk pembuatannya juga tidak ada doa-doa khusus atau mantra, yang penting bismillah saja,” terangnya.
Soal kepercayaan yang kemungkinan menuai pro kontra, dia mengaku, semuanya tergantung niatnya masing-masing dalam memaknainya.