PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Meski 2 pasien terkonfirmasi positif Covid-19, namun, hingga kini Pemkot Probolinggo belum menyatakan wilayahnya zona merah. Pemkot masih menunggu hasil Kesbanglit pusat yang diperkirakan dua sampai tiga hari lagi.
Hal itu diungkap Plt Kepala Dinkes Nurul hidayah, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi III DPRD setempat, Rabu (8/4) siang. Tak hanya itu, dalam RDP yang diikuti Dinsos dan RSUD dr Mohammad Saleh itu terungkap, Pemkot akan menggelontorkan sekitar 14 ribu paket sembako. Sementara RSUD telah menyiapkan 9 ruang isolasi.
dr Nurul Hidayah menjelaskan, pihaknya sudah mengirim hasil swab pasien positif Covid-19 ke Surabaya. Namun, hingga kini pihaknya belum menerima balasan konfirmasi laboraturium. Jika di Surabaya hasil Swab dua pasien positif, maka Dinkes Surabaya wajib memberitahukan atau menyurati Dinkes Kota probolinggo dan Kesbanglit Jakarta.
Kesbanglit Jakarta lah nantinya yang menentukan apakah wilayah Kota Probolinggo masuk Zona merah atau tidak. Sambil menunggu keputusan dari pusat (Jakarta) Dinkes kata dr Nurul tengah melakukan tracking warga yang tinggal dan pernah berhubungan dengan 2 pasien yang terpapar positif virus tersebut.
“Hasilnya, belum diketahui. Petugas kami masih ada di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Zainullah mengaku, telah menyalurkan 1.300 paket sembako. Bantuan tersebut diberikan kepada warga miskin, bukan warga terdampak virus corona. Pembagian sembako tersebut, kini sedang berjalan.
“1.300 sembako itu, bantuan rutin yang diberikan ke warga miskin. Bukan terdampak virus,” sebutnya.
Sedang untuk bantuan terdampak virus, saat ini masih dilakukan validasi oleh kecamatan dan kelurahan. Data yang divalidasi, berasal dari Dinsos, Dinas Koperasi Usaha kecil Pedagangan dan Perindustrian (DKUPP) dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan).
“Ada sekitar 14 ribu paket lebih yang kami siapkan. Diberikan 2 kali dalam sebulan,” tambahnya.
Wakil direktur Pelayanan Medis (Yanmed) RSUD dr Mohamad Saleh, Heri Siswanto menyebut, sudah menyeiakan 9 ruang isolasi di RSUD. Selain itu, Heri juga menjelaskan soal pengalihan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 27 miliar. Anggaran untuk rehabilitasi gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebesar Rp 10 miliar dan pembangunan ruang pasien kelas 3 lantai tiga sebesar Rp 17 miliar tersebut seluruhnya akan dialihkan ke penanganan Covid-19.
Sehingga dalam tahun ini di RSUD tidak ada proyek pembangunan. Mengingat, penanganan virus corona lebih penting daripada pembangunan dan rehabilitasi gedung. Pengalihan dana itu sesuai dengan Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Kementrian Keuangan.
“Senin kemarin SE-nya kami terima. Ya, seluruh dana DAK dialihkan ke penanganan Covid-19,” kata Heri.
Ketua komisi II DPRD Agus Riyanto berharap Pemkot wajib member bantuan sembako ke seluruh warga terdampak virus Corona. Tak hanya sopir angkot, pedagang sayur, tukang becak, ojek pangkalan dan gojek online. Pemkot juga harus membantu karyawan yang terdampak.
“Karyawan harus dapat bantuan dan diperhatikan juga. Tadi saat RDP ternyata Pemkot tidak menyentuh karyawan. Dan jangan sampai ada warga yang mendapat bantuan double atau ganda. Database-nya harus akurat,” katanya singkat.