Kesehatan

Pulang Merantau, Begini Curhat Warga Jember Saat Diisolasi di JSG

JEMBER, FaktualNews.co – Suki warga Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, salah satu warga Jember yang terpaksa harus menjalani isolasi selama 14 hari di Stadion Jember Sport Garden (JSG).

Pria berumur sekitar 40 tahun ini terpaksa tinggal di JSG, karena baru pulang merantau dari Pulau Bali dan menjalani aturan yang telah ditetapkan oleh Bupati Jember Faida.

Suki masuk dalam kategori ODR (orang sehat dalam resiko) karena datang ke Jember setelah dari Pulau Bali yang menjadi zona merah. Meskipun saat diperiksa di pos pantau Covid-19 Sukowono suhu badannya diukur 36,5 derajat, dan hasil rapid tesnya negatif. Suki pun tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan itu.

“Saya baru datang dari Bali merantau, setelah selama kurang lebih 20 hari bekerja di tambak tidak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk. Karena Bali masuk zona merah, saya pun harus menjalani isolasi di stadion Jember (JSG) selama 14 hari ke depan,” kata Suki saat dikonfirmasi melalui sambungan ponselnya, Senin (13/4/2020) pagi .

Suki mengatakan, dirinya pulang dari Pulau Bali tidak sendiri. Suki bersama 4 orang temannya yang lain, pulang ke Jember karena pekerjaan telah usai dan ingin pulang untuk menemui anak dan istrinya.

“Pekerjaan saya sudah selesai, jadi pulang. Apalagi kondisi Corona ini. Kepikiran anak dan istri. Apalagi saya laki-laki satu-satunya dan juga kepala keluarga,” katanya.

Suki sampai di Jember sekitar pukul 2 siang dengan menumpang kereta dari Banyuwangi, Sabtu (11/3/2020) kemarin.

“Saat itu naik kereta api, sampai sekitar pukul 13.45 WIB. Terus di Stasiun Jember saya diturunkan dan diperiksa suhu tubuh, saat itu terukur 36,5 derajat celcius. Tapi langsung dibawa ke stadion (JSG) Ajung untuk diperiksa dan isolasi 14 hari,” jelasnya.

Sesampainya di JSG, Suki pun menjalani tes lanjutan dengan diambil sampel darahnya, dan diukur menggunakan rapid tes. “Hasilnya negatif padahal. Juga di rontgen. Hasilnya baik. Tapi perawatnya itu menyuruh saya dikarantina di JSG selama 14 hari. Karena aturan,” sambungnya.

Dengan kondisinya yang sehat, dan tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri Covid-19, Suki pun mengajukan pulang ke rumah dan isolasi mandiri. “Tapi tidak boleh, harus karantina di JSG sini. Mau pulang tidak diizinkan. Ya sudah saya ikut aturan pemerintah itu,” ucapnya.

Suki tidak sendirian, dia bersama dengan 4 orang temannya yang lain sama-sama dari Pulau Bali.

“Saya dan 4 orang teman saya ini sama-sama dari Bali. Asalnya dari Desa Nogosari dan juga dua lagi dari Balung. Ya kita satu ruangan sama-sama dikarantina ini,” tuturnya.

Diketahui pengaktifan JSG sebagai lokasi karantina warga Jember yang berasal dari zona merah, sudah dilakukan sejak Jumat (10/4/2020) kemarin. Diketahui dari salah seorang petugas yang enggan disebutkan namanya di JSG, saat ini sudah ada 17 orang yang berada di likasi karantina tersebut.

“Kalau data konkretnya ada sekitar 32 orang, tapi 15 orang pulang paksa, dan tersisa 17 orang yang masih berada di JSG. Untuk data terkini masih menunggu, karena dari Minggu kemarin masih bertambah yang dibawa dari pos Covid-19 dan juga yang dijemput dari rumahnya setelah ketahuan berasal dari zona merah,” katanya.

Untuk penambahan orang yang menjalani masa karantina di JSG selama 14 hari, masih terus dilakukan dan biasanya bertambah saat siang atau sore hari. “Kan paginya masih perjalanan dari luar kota, sampainya siang atau sore di Jember,” katanya.

Sementara Kadiskominfo Jember Gatot Triyono dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan, JSG sudah aktif menampung warga Jember yang datang dari zona merah, sejak Jumat (10/4/2020).

“Awal itu 3 orang, kemarin siang 5 orang, terus malam harinya, malam minggu sekitar 3 orang. Sekarang total berapa sebentar saya tanyakan dulu ya,” katanya.