Lapas Jombang Santuni Sembako Para Janda dan Tukang Becak
JOMBANG, FaktualNews.co-Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Jombang, Jawa Timur menyantuni para janda di sekitar instansinya, dengan memberikan bantuan sosial, selasa (21/4/2020).
Santunan ini sebagai bentuk bakti peduli Lapas efek dari pandemi Covid-19.
“Bantuan ini kita fokuskan untuk tukang becak yang mancal sekitar Lapas II Jombang dan tetangga Lapas yang janda-janda,” jelas Kalapas II Jombang Slamet Budiono kepada FaktualNews.co, Selasa (21/4/2020).
Slamet menambahkan, bantuan yang diberikan pihaknya yaitu 5 kg beras, Indomie 10 biji, sabun mandi dan sabun cuci. Khusus untuk pembagian masker dilakukan di lampu merah timurnya Stasiun Jombang.
“Ini instruksi dari Kepala Kanwil Jawa Timur agar membuat gerakan peduli Covid-19, besok juga kita lakukan bakti sosial. Hari ini ada 25 paket,” ujarnya.
Secara teknis pembagian sembako ini dimulai dari pembagian kupon oleh petugas Lapas II Jombang sehari sebelumnya.
Kemudian keesokan harinya bagi penerima kupon diizinkan masuk ke halaman Lapas satu per satu agar ada jarak sesuai SOP Covid-19 untuk mengambil bantuan.
Selama ini, untuk para keluarga pengunjung juga diterapkan standar penanganan Covid-19 sesuai yang ditetapkan pemerintah. Disediakan bilik penyemprotan disinfektan di depan pintu gerban masuk Lapas.
“Dana untuk baksos ini hasil dari kita (pegawai Lapas) iuran sukarela, bukan rela paksa lo ya,” ujarnya.
Salah satu penerima bantuan sosial bernama Solikan (77) warga Kecamatan Bareng, Jombang mengucapkan banyak terimakasih kepada Kepala Lapas II Jombang Slamet Budiono beserta jajaran atas bantuannya.
Bantuan sembako baginya sangat bearti ditengah turunya para pengguna jasa becak. Sejak Covid-19 menyerang, masyarakat jadi malas keluar rumah. Secara otomatis penumpang becak sepi.
“Sangat senang sekali, cukup buat persedian makan beberapa hari kedepan. Tinggal beli lauknya saja,” ujarnya.
Ia juga berharap Pemerintah Jombang memberikan bantuan yang sama kepada masyarakat kecil. Bukan mereka tak mau bekerja tapi yang dikerjakan tidak menghasilkan uang.
“Kerja, kita kerja terus. Tapi ya hasilnya tidak seberapa. Kalau libur bisa mati dapur kita,” tutupnya.