Sempat Ditolak di Dua Daerah
Jenazah Terpapar Covid-19 Asal Jombang Meninggal di Surabaya, Akhirnya Dimakamkan
JOMBANG, FaktualNews.co-Satu lagi warga asal Jombang, Jawa Timur, meninggal di Surabaya lantaran diduga terpapar virus corona.
Korban merupakan perempuam inisial MN (63) asal Desa Gadingmangu Kecamatan Perak.
Korban dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Manyar Medical Center Surabaya, pada Jumat, 24 April 2020 malam diduga karena terpapar Covid-19.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait apakah korban positif terjangkit virus corona atau penyebab lainya.
Namun dalam surat keterangan kematian yang diterima jurnalis FaktualNews.co, dokter jaga rumah sakit, Robby Shandi Agahari menyebutkan korban meninggal lantaran terpapar penyakit nenular.
Jenazahnya kemudian dikebumikan di pemakaman umum Desa Gadingmangu, dengan protokol Covid-19, pagi tadi sekitar pukul 08.00 Wib.
Namun sebenarnya pemakaman wanita ini tak berjalan mulus. Sebab, menurut informasi terpercaya, jenazah korban yang semasa hidupnya menetap di Surabaya ini sempat mendapat penolakan hingga dua kali. Itu terjadi Jumat (24/4/2020) malam.
Pertama ditolak di Surabaya, kemudian ditolak saat akan dimakamkan di lahan yang telah disiapkan Pemprov Jatim di kawasan Kemlagi, Mojokerto.
“Sesuai rekom mau dimakamkan di Kemlagi Mojokerto tempat yang disiapkan Pemprov, tapi ditolak sama Pemdes dan warga. Akhirnya dibawa ke Gadingmangu,” ujar Sutomo Raharjo, tokoh desa setempat, Sabtu (25/4/2020).
Pertimbangan menerima pemakaman di Desa Gadingmangu, menurut Sutomo, karena yang bersangkutan warga setempat.
“Ya tetap kami terima dan dimakamkan di Desa Gadingmangu. Namun saya minta tidak ada satu pun warga yang dilibatkan, tetap harus petugas ber APD (alat pelindung diri,” imbuhnya.
Sutomo menjelaskan, meski tak ada hambatan, namun dia mengaku sangat menyesalkan adanya beberapa penolakan ini. Sehingga proses pemakaman wanita malang ini agak terhambat.
Lebih-lebih hanya ada dua petugas dari Rumah Sakit Manyar Medical Center dan beberapa petugas RSUD Jombang.
“Tapi ambulans cuma bersisi dua petugas ber-APD. Seharusnya juga ada tembusan dari Pemprov Jatim ke Gugus Tugas Kabupaten Jombang. Ini tidak ada komunikasi, di beberapa titik terjadi penolakan,” sesalnya.
Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang, Budi Winarno, mengakui takadanya koordinasi dari Pemprov terkait kejadian tersebut.
Dalam hal pemakaman korban Covid-19, kata dia, sesuai prosedur, alurnya koordinasi seharusnya berjalan dari Pemprov ke RSUD Jombang terlebih dahulu.
Namun, jika melihat kronologinya, dimana jenazah MN yang sempat mendapat penolakan, dia menilai kejadian tersebut lantaran tidak ada informasi atau tembusan yang dikirim pihak Provinsi ke Jombang.
“Biasanya sudah ada koordinadi ke RSUD Jombang. Kalau tidak ada informasi jadinya Jombang ini kan seperti tempat sampah, karena kami tidak tahu asal usulnya,” ungkapnya.
Kalau melihat ceritanya, sambung Budi, sempat ditolak di Mojokerto juga berarti ini tidak ada koordinasi.
“Ya kami akan tindaklanjuti dengan mengirim surat ke provinsi agar alurnya sesuai prosedur,” pungkasnya.