FaktualNews.co

Tangkal Persebaran Corona, Napi di Mojokerto Berjemur dalam Penjara

Kesehatan     Dibaca : 1427 kali Penulis:
Tangkal Persebaran Corona, Napi di Mojokerto Berjemur dalam Penjara
FaktualNews.co/Fuad Amanullah
Warga binaan sedang berjemur bersama petugas.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta menangkal persebaran Covid-19 di Lapas Kelas IIB Mojokerto, narapidana di sana diwajibakan berjemur satu jam setiap hari.

Kalapas Klas IIB Mojokerto, Wahyu Susetyo, mengatakan sebelumnya pihaknya memberikan asimilasi atau membebaskan 26 napi untuk mencegah penyebaran virus corona. Sementara jumlah lapas saat ini mencapai 691 warga binaan.

“Sejak maraknya pandemi Covid-19, berkisar setelah 3 Maret 2020 lalu dilaksanakan senam sambil berjemur ini setiap hari. Agar imun ratusan warga binaan meningkat,” ucap Kalapas Klas IIB Mojokerto, Wahyu Susetyo, Senin (27/04/2020).

Kata dia, sebanyak 691 warga binaan, berjemur bergantian setiap harinya selama satu jam, sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB. Terik panas matahari yang dianggap mampu mematikan virus-virus, semakin membuat para napi bersemangat melakukan senam sembari berjemur tanpa baju.

“Bergantian antara blok A dan blok B, sekali senam sekitar 50 warga binaan. Mengingat tempat kita sangat terbatas, hanya sebesar lapangan bulu tangkis,” ucap Wahyu.

Rupanya tak hanya warga binaan saja yang diharuskan berjemur, para petugas yang ada di Lapas Klas IIB Mojokerto pun ikut serta caring bersama setiap harinya selama pandemi wabah Covid-19. Ini tak lain, sebagai upaya menjaga kesehatan ratusan napi yang masih terhitung overload.

“Ini sebagai upaya awal, kondisi warga binaan yang di dalam setiap harinya seperti apa. Untuk mengetahui kondisi mereka sehat atau sakit, kalaupun saat ini ada yang sakit tidak berkaitan dengan Covid – 19,” tandasnya.

Saat disinggung terkait kemungkinan penyediaan rapid test untuk 691 warga binaan, sebagai upaya pencegahan pandemi Covid – 19. Pihaknya masih belum menyediakan, lantaran besarnya biaya operasional pengadaan rapid test.

“Sementara belum ada, rapid test juga terbatas jumlahnya dan biaya yang cukup besar. Justru kami menerima sekali kalau ada pihak yang mau membantu dalam rapid test,” imbuhnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh