Peristiwa

Pandemi Covid-19, BI Jember Tidak Layani Tukar Uang Baru

JEMBER, FaktualNews.co – Ditengah pendemi Covid-19, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember, tidak melayani penukaran uang kartal untuk masyarakat.

Bagi yang ingin menukar uang diharuskan memiliki rekening perbankan, dan penukaran dilakukan dengan mendebit dari rekening yang ada.

Kepala KPwBI Jember, Hestu Wibowo melalui siaran persnya mengatakan, ditengah kondisi pandemi Covid-19 bukan saja jumlah proyeksi yang menurun, BI pun turut meniadakan penukuran uang kartal secara langsung.

Dijelaskan, masyarakat yang membutuhkan pelayanan penukaran uang, hanya bisa dilakukan di kantor-kantor perbankan.

”Baik di bank-bank BUMN maupun bank milik swasta, Beda dengan biasanya, kami membuka layanan kas keliling dengan menggandeng perbankan,” kata Hestu, Kamis (30/4/2020).

Peniadaan layanan penukaran uang ini, kata Hestu, berdasarkan perintah kantor pusat. Itupun prosedurnya, transaksi yang dilakukan dengan non tunai. Jadi sistemnya nasabah harus punya rekening, namun ada pembatasan.

“Sekarang penukaran uang tidak dilakukan secara cash to cash, tapi non tunai. Masyarakat tetap harus memiliki rekening di bank dan kami buat mekanisme terbatas dengan cara mendebit dari rekening yang ada. Jadi menggunakan kartu debit,” ujarnya.

Kemudian terkait proyeksi ketersediaan uang kartal saat ini, lanjut Hestu, diperbankan sebesar Rp 4,6 triliun.

Proyeksi ini meliputi kebutuhan perbankan di wilayah Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.

Proyeksi pada lebaran tahun ini lebih kecil dari tahun sebelumnya. Dimana pada momen lebaran lalu proyeksi perbankan mencapai Rp 6,6 triliun.

Adapun yang terealisasikan pada 2019 sebesar Rp 2,9 triliun atau kurang dari 50 persen uang yang telah diproyeksikan.

Dijelaskan, lebih kecilnya proyeksi perbankan tahun ini, dipengaruhi oleh kondisi wabah covid-19. Melihat kondisi yang demikian kami pun memprediksi jumlah persentase realisasi lebaran kali ini juga bisa lebih kecil dari sebelumnya.

“Kira-kira berada diangka Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun,” pungkasnya.