Tangkal Corona, Pengamat Nilai Physical Distancing di Jember Tidak Efektif
JEMBER, FaktualNews.co – Physical Distancing upaya menutup sebagian wilayah perkotaan yang dilakukan Pemkab Jember dinilai kurang efektif oleh sejumlah pengamat. Terkait penerapan ini, harusnya Pemkab lebih serius melakukan edukasi.
Agar niat memutus penyebaran virus Covid-19 ditengah masyarakat sesuai yang diharapkan, dan tidak dinilai negatif oleh masyarakat, seakan hanya terkesan membubarkan keramaian tapi tidak ada solusi konkret untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan kondisi ini, meskipun sudah diterapkan Social Distancing sejak 28 Maret 2020 lalu, sudah sebulan lebih diterapkan titik keramaian masih tampak.
“Satgas covid-19 di Jember harus punya terobosan-trobosan yang mudah di pahami publik tapi juga jangan melanggar hak masyarakat, seperti contoh hak mencari rejeki,”kata Pengamat Kebijakan Publik Universitas Jember (Unej) Hermanto Rohman Senin (4/5/2020) malam.
Menurut Hermanto, kondisi saat ini dinilai olehnya pelaksanaan kebijakan physical distancing tidak maksimal.
“Karena Satgas Covid-19 itu, hanya terfokus pada arus orang masuk dengan melakukan penjagaan dipintu masuk ke Jember serta penanganan karantina yang ada di Jember Sport Garden (JSG). Tapi soal di dalam wilayah Jember, SOP nya ini kurang jelas,” ujarnya.
Lanjutnya, edukasi perihal antisipasi pandemi korona harus juga sampai pada tingkat RT/RW. Sehingga semua lapisan masyarakat memahami apa yang harus dilakukan.
“Sebab tidak adanya edukasi yang sampai pada tataran bawah membuat masyarakat masih terjebak pada persoalan bantuan langsung tunai (BLT) yang di gelontorkan Pemerintah pusat,” ungkapnya
“Satgas covid-19 di tingkat desa itu bingung apa yang harus di lakukan maka harus ada regulasi turunan dari satgas ditingkat daerah,” imbuhnya.
Senada dengan yang disampaikan Hermanto, Pengamat kebijakan publik Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Ria Angin mengatakan, tidak dilibatkannya tokoh masyarakat dalam edukasi pandemi Covid-19, menambah daftar panjang ketidakpahaman masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah di masa pandemi korona meski pemerintah telah membuat kebijakan jauh-jauh hari.
“Kalangan menengah ke bawah itu perlu pemahaman yang komperhensif dan sebetulnya merekalah (tokoh masyarakat, red) sebagai ujung tombak edukasi kepada masyarakat maka harus dilibatkan,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan, pada sat ini kesadaran kolektif masyarakat sangat dibutuhkan sehingga masa pandemi corona segera berakhir.
Sementara saat dikonfirmasi terkait masih banyaknya masyarakat yang berkerumun di beberapa titik itu, Kadiskominfo Jember Gatot Triyono mengatakan, pihaknya akan berkordinasi dengan pihak terkait untuk segera melakukan penertiban.
Termasuk juga wilayah kampus yang notabene, sering menjadi tempat ngabuburit ataupun tempat membeli kebutuhan berbuka puasa mahasiswa.
“Akan kita komunikasikan ke tim, kalau di kawasan Jalan Kalimantan itu kewenangan Polsek Sumbersari,” tandasnya.