Pertanian

HKTI Jember Sambat DPRD Soal Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

JEMBER, FaktualNews.co – Petani yang tergabung dalam HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember mendatangi gedung DPRD Jember mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi, pada Senin (18/5(2020).

Sebagai bentuk keprihatinan mereka menyerahkan tanaman jagung kering ke anggota DPRD, Syaiful dari Fraksi PKB.

Ketua HKTI Jember Jumantoro menjelaskan, pupuk subsidi khususnya jenis urea, kondisinya saat ini tidak ada di kios-kios. “Karena produsen tidak bisa mendistribusikan terhambat oleh kuota alokasi pupuk subsidi,” kata Jumantoro saat dikonfirmasi wartawan usai aksi di depan halaman depan DPRD Jember.

Penyebabnya adalah, kata Jumantoro, alokasi pupuk di Kabupaten Jember yang menurun daripada tahun sebelumnya.

“Sehingga tidak sesuai dengan angka kebutuhan petani. Padahal pada tahun 2019 lalu, alokasi pupuk subsidi di Jember mencapai 90 ribu ton per tahun. sedangkan pada tahun ini angkanya menurun hingga 50 persen, hanya 48 ribu ton per tahun,” katanya.

Jumantoro menilai, alokasi yang tersedia saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan real petani. Sampai-sampai pihaknya jika diberi pilihan, lebih baik memilih Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk bersubsidi dinaikan ketimbang terjadi kelangkaan dikalangan petani.

Dalam penentuan Alokasi pupuk subsidi, Pemerintah Daerah memasukan data kebutuhan pupuk subsidi diwilayahnya masing-masing dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Menurut Jumantoro apabila petani memaksa membeli pupuk urea non subsidi dipasaran, harganya bisa selesih jauh.

“Untuk satu Kuintal pupuk urea subsidi harganya Rp 180 ribu. Sedangkan pupuk urea non subsidi harganya bisa mencapai Rp 600-700 ribu per kuintal,” ungkapnya.

Dengan mendatangi gedung DPRD Jember Jumantoro berharap para anggota dewan bisa mengkomunikasikan perihal alokasi pupuk ini dengan pengambil kebijakan.

“Bagaimana secepatnya Kabupaten Jember bisa mendapatkan penambahan alokasi pupuk agar petani tidak rugi. Jika kondisi kelangkaan pupuk dibiarkan berlarut-larut bisa dipastikan petani merugi,” tukasnya.

Jumantoro menambahkan, pada prinsipnya para petani di Jember takut akan wabah corona. “Tapi akan lebih menakutkan lagi apabila pupuk subsidi di Jember sampai tidak ada. Karena akan menyebabkan para petani kelaparan,” pangkasnya.