Ngaku Sebagai Habib, Seorang Pria Jember Menipu Jutaan Rupiah
JEMBER, FaktualNews.co – Mengaku sebagai seorang Habib dan keturunan Rasulullah. Abdul Azis Bin Karim pria yang tinggal di Dusun Krajan Ponjen Kidul Kampung Baru, Desa/Kecamatan Kencong, Jember ini ditangkap polisi.
Karena pengakuannya tersebut, pria berumur 68 tahun ini berhasil menipu korbannya hingga jutaan rupiah, selama delapan bulan belakangan ini.
Dalam melakukan aksinya, pelaku meyakinkan korbannya dengan menggunakan nama Habib Ahmad Bin Abdullah bin Sholeh, ulama ternama di Kecamatan Tanggul. Bahkan pelaku juga tidak segan-segan mengancam korbannya dengan doa-doa yang diucapkannya, jika permintaannya tidak dituruti.
“Penipuan yang dilakukan pelaku ini, hampir sekitar delapan bulan. Modus kejahatannya, mendatangi rumah orang kaya dan meminta sejumlah uang. Mendompleng nama besar Habib Sholeh, Kecamatan Tanggul,” kata Kanit Reskrim Polsek Kencong, Aiptu Iwan Iswahyudi saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (21/5/2020) siang.
Korbannya yang melihat bentuk fisik dan wajahnya, yakin dengan ucapan korban bahwa ada keturunan dan nasabnya. Bahkan kalimat manis yang diucapkan pelaku untuk memperdaya korbannya, semakin meyakinkan.
“Perbuatan kriminal korban juga tidak hanya di Jember. Menurut pengakuannya juga pernah menipu orang Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, dengan dalih hutang barang berupa etalase dan tidak membayar kepada orang tersebut,” katanya.
Sementara itu saat dikonfirmasi di Mapolsek Kencong, pelaku Abdul Azis mengakui memperdaya korbannya selama delapan bulan belakangan ini, dengan memakai nama palsu. Bahkan jika tidak menuruti permintaannya, pelaku mengancam dengan doa yang diucapkannya.
“Saya sudah melakukan penipuan ini sekitar delapan bulan dan biasanya mengaku dengan panggilan Habib Sholeh,” kata Azis.
Selama ini, pelaku mengelabui mangsanya dengan menggunakan nama panggilan Habib Ahmad Bin Abdullah bin Sholeh.
“Pakai nama itu untuk menipu, dan jika tidak memberikan uang, saya akan doakan kuwalat atau pun yang parah lagi akan saya takut-takuti, menerima bencana dan bala,” ungkapnya.