NAIROBI, FaktualNews.co – Dalam usaha mengalihkan perhatian orang-orang dari tekanan akibat lockdown terkait wabah virus corona, dan mencari dukungan bagi taman-taman nasional di Afrika, sejumlah pegawai taman nasional di Kenya menawarkan safari virtual.
Sebagaimana dilansir VOA Indonesia, Rabu (20/5/2020) safari yang satu ini tidak mengharuskan pesertanya hadir di hutan-hutan Afrika. Mereka cukup menonton keberadaan hewan-hewan liar di hutan terbuka lewat tangkapan kamera video ponsel para pegawai taman nasional yang ditayangkan secara langsung di media-media sosial.
Wisata kehidupan liar merupakan sumber pendapatan utama negara-negara seperti Kenya. Wabah virus corona mengakibatkan wisata yang satu ini sepi pengunjung. Para pengelola taman nasional khawatir jika situasi ini berkelanjutan, perhatian dunia terhadap hewan-hewan liar, terutama yang terancam keberadaannya, akan menyusut.
Di Suaka Alam Ol Pejeta, Kenya, para pegawainya menciptakan apa yang mereka sebut Sofa Safari. Para pegawainya berkeliling di hutan dengan jip khusus mereka, dan menayangkan secara langsung apa yang terekam kamera video ponsel mereka ke media sosial.
“Kami berusaha berinovasi dengan menghadirkan kehidupan liar ke rumah-rumah, ke televisi-televisi mereka dan ke ponsel-ponsel mereka,” kata Richard Vigne, direktur pelaksana suaka tersebut.
Di antara hewan-hewan yang ditampilkan adalah dua badak putih betina yang dinyatakan hampir punah, dan hanya ada di suaka alam itu.
Para periset telah berusaha mengembangbiakkan hewan itu lewat fertilisasi buatan untuk menyelamatkan eksistensinya. Mereka memanfaatkan sel telur dari kedua betina yang masih hidup itu dan sperma beku dari jantan yang sudah mati.
“Sangat penting untuk terus menggalang kesadaran,” kata Ellie Jones-Perrott, seorang mahasiswa ilmu zoologi dan pencipta Sofa Safari.
Dengan jaringan internet yang terbatas di kawasan-kawasan pedalaman Afrika, tayangan langsung safari sebetulnya sulit dilakukan. Jones-Perrott mengaku, koneksi internet sering terganggu sehingga tayangan tampak terputus-putus. Namun, menurutnya, tayangan langsung menawarkan sensasi yang berbeda karena seolah membawa penontonnya langsung ke dalam hutan.