Kesehatan

Ada Efek Jangka Panjang Virus Corona pada Tubuh?

SURABAYA, FaktualNews.co – Gejala umum COVID-19 secara umum telah banyak diketahui, termasuk demam, batuk kering, dan sesak napas. Namun, tampaknya ada informasi yang kurang tentang kesehatan jangka panjang dari orang-orang yang sudah pulih dari COVID-19.

Dilansir Halodoc.com dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat efek jangka panjang dari infeksi virus corona SARS-CoV-2, penyebab dari COVID-19.

 

Efek Jangka Panjang COVID-19 pada Sistem Pernapasan

ABC News, sekitar 80 persen kasus COVID-19 yang dilaporkan di Tiongkok tergolong ringan. Shu-Yuan Xiao, profesor patologi di Fakultas Kedokteran Universitas Chicago, menekankan bahwa sebagian besar pasien yang memiliki penyakit ringan bisa segera puluh. Pasien yang memiliki penyakit yang lebih parah tetapi sembuh tanpa harus memakai ventilator juga seharusnya bebas dari efek samping jangka panjang.

Sementara untuk 16-20 persen pasien bergejala yang akhirnya membutuhkan perawatan ICU, efek jangka panjangnya sulit untuk diprediksi. Pasien yang masuk ke unit perawatan intensif dan membutuhkan ventilator cenderung mengalami kerusakan paru-paru dan mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut. Mereka biasanya memiliki kondisi paru-paru yang parah di mana cairan terkumpul di kantung udara paru-paru.

Jika dilihat dari pengalaman SARS dan MERS, beberapa pasien dapat berkembang menjadi fibrosis paru-paru, tetapi hal ini perlu dikaji lebih lanjut.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, pada bulan Februari lalu yang meneliti 138 pasien di Wuhan, Tiongkok, 10 persen dari mereka yang dirawat di ICU akhirnya beralih ke mesin Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO), yang berfungsi mengeluarkan darah dari tubuh, mengoksidasi, dan lalu mengembalikannya ke tubuh.

Terdengar mengerikan? Faktanya ini adalah konsekuensi umum pada mereka yang mengalami penyakit pernapasan. Kondisi ini juga merupakan efek samping yang umum bagi mereka yang pernah masuk ICU. Bagi orang-orang yang memakai ventilator mekanik, kemungkinan dibutuhkan beberapa bulan hingga satu tahun sebelum fungsi paru-paru mereka sudah benar-benar pulih.

Namun, ditekankan sekali lagi bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kita tahu bagaimana efek samping berbulan-bulan atau bertahun-tahun ke depan yang akan terjadi pada pasien COVID-19 yang pulih.

 

Pasien COVID-19 juga Bisa Alami Masalah Jantung

Selain potensi merusak paru-paru, data awal dari Tiongkok juga menunjukkan bahwa pasien yang tertular penyakit ini juga berisiko terhadap masalah jantung. Studi yang dilakukan di Wuhan, menemukan bahwa 20 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 mengalami kerusakan jantung. Ini juga merupakan kondisi yang dikaitkan dengan risiko kematian di rumah sakit yang lebih tinggi.

Tidak jelas apakah masalah-masalah jantung itu disebabkan oleh virus itu sendiri, karena penyakit parah berbagai jenis dapat memicu masalah jantung. Dr Robert Bonow, profesor kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern mengatakan, seseorang yang sekarat karena pneumonia pada akhirnya akan meninggal karena jantungnya berhenti. Sebab, mereka tidak bisa mendapatkan cukup oksigen ke dalam tubuh sehingga mengganggu kerja organ-organ tubuh dan kemudian menyebabkan kematian.