20 Ribu Santri Balik Pondok, Ponpes Amanatul Umah Mojokerto Perketat Protokol Kesehatan
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto memperketat penerapan protokol kesehatan menyambut kedatangan santri dari liburan panjangnya, Minggu (07/06/2020).
Ketua Yayasan Ponpes Amantul Ummah, Muhammad Al-Barra menyampaikan, dengan adanya rencana penerapan tatanan normal baru, Ponpes Amanatul Ummah siap menyambut 20.000 santri dengan protokol kesehatan secara ketat guna mengatisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
Santri pun diwajibkan membawa surat kesehatan. surat itu bisa berupa surat pemeriksa darah lengkap, surat rapid test, ataupun surat pemeriksaan PCR.
Kemudian, saat masuk pesantren, santri diharuskan melewati beberapa tahapan pemeriksaan. Antara lain, pemeriksan suhu badan, screanning riwayat penyakit, dan disuruh mandi serta ganti pakaian.
“Ponpes Amanatul Ummah masuk mulai tanggal 7 Juni, Kami sudah menyiapkan sekitar 20 dokter dan tim medis untuk memeriksa santri terlebih dahulu sebelum masuk pesantren. Para dokter dan tim medis itu merupakan alumnus Ponpes Amanatul Ummah. Setelah melewati beberapa pemeriksaan, santri akan diantar ke pondok dengan menggunakan bus,” tutur putra KH. Asep Syaifudi Chalim, saat dikonfirmasi (07/06/2020).
Pihak pondok, katanya, sudah mengatur jadawal kedatangan santri. Kedatangannya secara bertahap.
“Santri kembalinya secara bertahap, untuk hari ini sampai seminggu kedepan itu untuk santri kelas 12 dulu yang belum diterima di PTN, tahap minggu selanjutnya kelas 11, begitu setrusnya sampai kelas 7,” papar pria alumnus Al-Azhar itu.
Sementara, untuk kegiatan sekolah dan pengajian, akan berjalan seperti biasa. Tidak akan menapakan secara online, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Begitu mereka masuk sudah ada kegiatan, tetap memperhatikan protokol kesehatan, setiap guru dan murid harus pakai masker, tidak boleh berjabat tangan, menjaga jarak, cuci tangan sebelum masuk, dan wudhu’,” tandasnya.
“Kami tidal akan menerapkan pembelajaran online, karena menurut saya tidak efesien,” pungkasnya.
Reporter: Lutfi Hermansyah