TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Pandemi covid-19 membawa dampak bagi seluruh sektora, salah satunya yaitu pangan. FAO (Food and Agriculture Organization), organisasi pangan dan pertanian dunia, memberikan peringatan bahwa akibat pandemi ini, dunia akan mengalami krisis pangan.
Untuk mengantisipasi adanya potensi krisis pangan tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi pada musim kemarau di Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung, Minggu (7/6/2020).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, percepatan masa tanam kedua padi pada tahun ini, dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan adanya pandemi Covid-19 di paruh kedua Tahun 2020.
“Gerakan percepatan tanam ini, menjadi momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan kita,” terangnya.
Percepatan tanam padi ini sesuai dengan instruksi Presiden, yang meminta pemerintah daerah yang menjadi lumbung pangan di daerah melakukan percepatan masa tanam.
Sehingga, untuk Jawa Timur ia meminta kepada lima kabupaten yang menjadi lumbung pangan Jatim untuk melakukan percepatan masa tanam kedua padi, yaitu Kabupaten Tulungagung, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Jember.
“Jawa Timur menjadi provinsi penyangga bagi 16 provinsi di Indonesia khususnya yang ada di bagian Timur, hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai dari Jawa Timur,” terang Khofifah.
Pihaknya berharap, semoga dengan dimulainya masa tanam sampai dengan masa panen tidak ada ganguan sehingga hasil yang di tuai produktif dan harganya juga kompetitif.
Sekedar untuk menjadi informasi, Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional. Saat ini memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 ha.
Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 Ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras. Potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.