Pekan Ini Ribuan Santri Kembali Mondok di Jember, Begini Langkah Antisipasinya
JEMBER, FaktualNews.co-Di tengah pandemi Covid-19 di Kabupaten Jember, sekitar 628 pondok pesantren (ponpes) akan kembali memulai kurikulum pendidikan di ponpes masing-masing.
Namun sebagai langkah persiapan dan antisipasinya, Kantor Kemenag Jember memberikan instruksi agar setiap santri yang akan kembali mondok di Jember melakukan tes kesehatan.
Nantinya masing-masing ponpes menyerahkan data santri yang akan kembali mondok ke Kantor Kecamatan masing-masing. Agar ada pengawasan dan perhatian terhadap kegiatan ini.
Hal itu sesuai koordinasi dari Kantor Kemenag Jember, dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 kabupaten setempat.
Kasi Pontren (Pondok Pesantren) Kemenag Jember Erwin Sulthony saat dikonfirmasi melalui ponselnya, membenarkan informasi kembalinya sekitar 10 ribu santri itu, untuk kembali berkegiatan kembali ke ponpes masing-masing di Jember.
Tapi sebelumnya melapor dulu ke kantor kecamatan masing-masing berapa jumlah santri yang akan kembali mondok.
“Tapi sesuai dengan instruksi yang disampaikan Tim Satgas Tugas Covid-19 di Jember. Nantinya sekitar 10 ribu santri itu akan dilakukan screening kesehatan dan dipisahkan dari pengurus pondok sebelum memulai kegiatan. Dengan koordinasinya dengan kantor kecamatan masing-masing,” kata pria yang akrab dipanggil Erwin ini, Senin (8/6/2020).
Ia mengatakan, untuk Kabupaten Jember secara rinci jumlah santri yang ada kurang lebih 10 ribuan orang. Dengan 7000 orang domisili Jember, dan sisanya 3.000 lainnya dari luar Kota Tembakau ini.
“Untuk jumlah pondoknya ada sekitar 628 lembaga. Dimana hampir semuanya setuju untuk dilakukan tes kesehatan dulu sebelum memulai kegiatan di pondok lagi. Tapi juga ada yang masih mempertanyakan,” katanya.
Pertanyaan itu terkait bagaimana jika ada santri yang hasil tesnya menggunakan rapid tes reaktif.
“Hasil koordinasi dengan Tim Gugus Tugas Covid, sesuai surat edaran. Nantinya yang reaktif, akan dipisah dan dievaluasi oleh Satgas Kabupaten. Tapi jika negatif, akan kembali ke pondok dan kembali menjalani kegiatan di ponpes,” ujarnya.
Tindakan itu, lanjut Erwin, sebagai upaya memutus rantai Covid-19. “Juga agar memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Apalagi kalau dari data yang kami rekapitulasi, ada 10 ribuan santri di Jember,” sebutnya.
“Tapi data tersebut tidak pasti, karena terkadang kalau mondok itu belum sampai selesai pendidikannya sudah berhenti di tengah jalan. Tapi namun demikian, kami selalu berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas dan masing-masing kecamatan untuk pengawasan ini,” tandasnya.