Kesehatan

Kasus Corona di Jatim Tinggi, Begini Tanggapan Menkes Terawan

SURABAYA, FaktualNews.co – Kasus positif corona atau Covid-19 di Jawa Timur terus merangkak naik. Merujuk data terakhir, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 pada Selasa (23/6/2020), pasien positif corona tercatat 10.115 orang.

Menanggapinya, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dalam kunjungannya di Surabaya menyatakan, akan berusaha mengurai pokok permasalahan yang menyebabkan penambahan harian pasien Covid-19 di Jawa Timur terus tinggi.

“Saya akan mengurai apa pokok persoalannya,” ujar Menteri Terawan, Rabu (24/6/2020).

Menurutnya, untuk mengurangi penambahan kasus Covid-19 terletak pada upaya pencegahan. Yakni dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

Mulai dari tempat tinggal, lingkungan kerja hingga tempat-tempat keramaian yang biasa dikunjungi.

“Kalau karena protokol kesehatan, ya protokol kesehatannya harus terus didisiplinkan. Supaya bisa mengurangi angka tertular,” lanjut dia.

Terawan menambahkan, dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 kuncinya adalah pencegahan. Pencegahan tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Baik di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan kerja, dan sebagainya.

Mantan Kepala Rumah Sakit Gatot Subroto inipun mendorong agar penerapan protokol kesehatan menjadi budaya di tengah masyarakat. Terutama saat new normal (era baru), nanti.

“Protokol kesehatan itu harus sudah menjadi istilahnya budaya dan harus melekat di hati sanubari penduduk. Artinya harus melaksanakan protokol kesehatan baik di lingkungan dia tinggal, di lingkungan bekerja, di rumah sakit, juga harus protokol kesehatan,” imbuhnya.

Selain itu, koordinasi serta komunikasi antar daerah dengan pemerintah pusat juga menjadi solusi lain dalam memutus penyebaran Covid-19. Sebab, komunikasi intensif membuat semua rencana yang dibuat akan selalu sinkron.

“Kita bersama-sama bekerja keras dan terus berkomunikasi antara daerah dengan pusat. Sehingga kami tahu apa sih kesulitannnya sehingga tidak salah dalam penerapannya. Itulah yang paling penting supaya sinkronisasi semua hal yang kita rencanakan cocok dengan kebutuhan dan keperluan daerah,” pungkasnya.