Kesehatan

Ada Darah di Air Mani? Jangan Keburu Panik, Banyak Kemungkinannya

SURABAYA, FaktualNews.co – Melihat air mani berdarah bisa menimbulkan kecemasan bagi kaum pria. Untungnya, hal ini tidak selalu menandakan masalah kesehatan serius — dan umum ditemukan pada pria dari seluruh golongan usia, khususnya setelah melewati masa puber. Demikian dilansir Hello Sehat.

Pada pria yang lebih muda (kurang dari 40 tahun), kondisi air mani berdarah yang tidak diikuti oleh gejala lain bisa dikategorikan jinak. Bahkan pada pria golongan usia 40 tahun ke atas, kondisi ini juga termasuk jarang dikaitkan dengan keganasan.

Kondisi air mani berdarah dalam dunia medis disebut hematospermia atau hemospermia. Ketika pria ejakulasi, mereka biasanya tidak memeriksa air mani mereka untuk sengaja mencari darah — sehingga sulit untuk diketahui seberapa umum kondisi ini.

Untuk memahami penyebab hematospermia, ada baiknya untuk terlebih dulu mempersenjatai diri tentang anatomi yang relevan dari sistem ejakulasi.

Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, sistem saluran (tabung), dan kelenjar yang membuka ke dalam saluran tersebut. Sperma diproduksi di dalam testis. Saat orgasme, kontraksi otot penis melepaskan sperma, yang disertai dengan sejumlah kecil cairan, dari testis melalui vas deferens. Vesikula seminalis dan prostat berkontribusi melepaskan cairan tambahan untuk melindungi sperma.

Campuran dari sperma dan cairan ejakulasi (air mani) melakukan perjalanan di sepanjang uretra hingga ke ujung penis, tempat di mana cairan keluar. Perdarahan bisa terjadi di mana saja di sepanjang proses ini.

Darah dalam air mani dapat disebabkan oleh peradangan, infeksi virus atau bakteri — termasuk infeksi penyakit kelamin seperti herpes genital, trichomoniasis, gonore atau klamidia — penyumbatan, atau cedera di suatu lokasi sepanjang sistem reproduksi pria. Vesikulas seminalis (dua pasang kelenjar seperti kantung yang berlokasi di kedua sisi kandung kemih) dan prostat adalah dua organ utama yang memiliki andil terhadap produksi cairan pelindung sperma (air mani).

Sebuah infeksi, peradangan, atau trauma di salah satu organ ini dapat menyebabkan munculnya darah dalam air mani. Infeksi dan peradangan adalah penyebab utama di balik hampir empat dari setiap sepuluh kasus air mani berdarah yang dilaporkan.

Selain itu, darah dalam air mani terbilang umum ditemukan sebagai efek samping setelah prosedur medis tertentu. Misalnya, sebanyak empat dari lima pria, dikutip dari WebMD, mungkin akan memiliki perdarahan dalam air mani sementara waktu setelah menjalankan biopsi prostat.

Prosedur yang dijalankan untuk menangani masalah sistem kandung kemih juga dapat menyebabkan trauma ringan yang menyebabkan perdarahan sementara. Kondisi ini biasanya akan hilang beberapa minggu setelah prosedur. Terapi radiasi, vasektomi, dan suntik wasir juga dapat menyebabkan munculnya darah dalam air mani.

Sejumlah penyebab ini umumnya tidak serius dan kebanyakan kasus akan berangsur pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, atau setelah mengonsumsi antibiotik atau obat penghilang rasa sakit/anti-peradangan.

 

Penyebab lain dari air mani berdarah yang lebih langka

Trauma fisik pada organ seks setelah patah panggul, cedera pada testis, atau cedera lain dapat menyebabkan air mani berdarah. Darah dalam cairan ejakulasi dapat terlihat selama/setelah berhubungan seks kasar atau masturbasi yang berlebihan, namun hal ini bukanlah penyebab dari perdarahan. Trauma parah pada saluran kandung kemih bisa menyebabkan perdarahan dari uretra, namun kondisi ini berbeda dengan hematospermia.

Penyebab lain dari air mani berdarah yang lebih jarang ditemukan, termasuk:

  • • Hipertensi parah
  • • Gangguan pembekuan darah, atau masalah pada pembuluh darah — Semua struktur halus yang terlibat dalam proses ejakulasi, dari prostat hingga ke tabung jalur transportasi sperma, mengandung pembuluh darah. Kompleks pembuluh darah ini bisa rusak sehingga menimbulkan munculnya darah dalam air mani.
  • • Kanker — termasuk kanker prostat, kanker testis, dan kanker kandung kemih; akan tetapi, kebanyak pria dengan kanker prostat tidak akan menunjukkan gejala ini kecuali mereka pernah menjalankan biopsi prostat yang menyebabkan perdarahan.
  • • Seminal vesicle calculi — pengendapan bebatuan kecil dalam vesikula seminalis
  • •Kondisi medis lainnya — HIV, gangguan hati, leukimia, tuberkulosis, infeksi parasit, hemofilia, dan kondisi medis lainnya yang terkait dengan perdarahan dalam air mani.
    Sejumlah kondisi di atas termasuk lebih serius dan mungkin memerlukan pengobatan spesialis.

 

Kapan harus periksakan ke dokter?

Dokter Anda akan mencoba untuk menentukan apakah penyebab air mani berdarah Anda cenderung serius atau tidak.

Untuk mendiagnosis darah dalam air mani Anda, dokter akan mengambil riwayat medis lengkap. Pencatatan ini akan mencakup setiap aktivitas seksual Anda baru-baru ini.

Selain pencatatan riwayat medis, dokter juga akan perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti:

• Seberapa sering Anda mengalami perdarahan dalam air mani
• Apakah Anda memiliki gejala lain
• Usia Anda

Mereka juga mungkin perlu untuk menjalankan beberapa tes, termasuk:
• Memeriksa tekanan darah Anda
• Tes urin dan darah
• Pemeriksaan fisik, yang mencakup pemeriksaan terhadap benjolan atau pembengkakan pada alat kelamin; dan pemeriksaan rektum manual/digital untuk mendeteksi adanya pembengkakan, nyeri, penebalan, dan gejala lain pada prostat.

Jika Anda berusia kurang dari 40 tahun, hanya pernah mengalami 1-2 kali kondisi air mani berdarah, dan hasil tes tidak menunjukkan Anda memiliki kondisi medis serius yang mendasarinya, Anda tidak memerlukan rujukan rumah sakit.

Namun jika Anda berusia 40 tahun atau lebih, mengalami gejala air mani berdarah yang berulang dan tidak menghilang, atau hasil tes menunjukkan adanya potensi penyebab medis lain yang mendasari kondisi Anda saat ini, dokter akan merujuk Anda pada urologis, spesialis yang menangani masalah sistem urinasi. Pemeriksaan lanjutan dengan urologis mungkin mencakup pelaksanaan biopsi dari kelenjar prostat atau pemindaian digital menggunakan ultrasound scan.