FaktualNews.co

Imbas Zonasi, PPDB SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Dapat 3 Siswa

Pendidikan     Dibaca : 1685 kali Penulis:
Imbas Zonasi, PPDB SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Dapat 3 Siswa
FaktualNews.co/Latif Syaipudin
Gedung sekolah SMPN 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Imbas dari sistem zonasi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), SMPN 2 Rejotangan Kabupaten Tulungagung tak dapat jatah siswa. Secara geografis, lokasi sekolah itu ‘dikepung’ oleh sekolah-sekolah negeri lainnya.

Selain itu, di sekitar berdirinya SMPN 2 Rejotangan juga banyak berdiri sekolah swasta dengan basis sekolah islami plus. Akibatnya 2 tahun selama pelaksanaan zonasi ini, SMPN 2 Rejotangan hanya memiliki jumlah siswa yang sedikit, jauh dari pagu 4 kelas untuk sekitar 128 siswa.

PPDB tahun ini, jumlah pendaftar di SMPN 2 Rejotangan secara online 1 anak, dan melalui jalur afirmasi sebanyak 2 anak saja. Tahun lalu, PPDB total siswa mencapai 9 anak.

Sukatrin, Kepala SMPN 2 Rejotangan mengaku, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menambah perolehan jumlah siswa. Di antaranya termasuk melakukan sosialisasi di SD-MI yang berada di zona SMPN 2 Rejotangan.

“Kita sudah sosialisasi di 13 SD-MI yang berada di zona kita. Namun pertama di sekitar sekolah kita banyak berdiri SMP Islam swasta sekitar 9 sekolah, 1 MTsN, kemudian untuk zonasi kita berdekatan dengan SMPN 1 Rejotangan, MTsN Rejotangan, SMPN 1 Ngunut dan SMPN 2 Ngunut,” terangnya, Kamis (2/7/2020) pagi.

Secara geografis, lanjut Katrin, sekolah terbentur dengan dikepung banyak sekolah yang lebih memiliki kedekatan akses dengan perkempungan. Sedangkan untuk pembagian zonasi murni, SMPN 2 Rejotangan meliputi 4 desa, sementara yang lainnya beririsan dengan SMPN 2 Ngunut dan SMPN 3 Ngunut.

“Pagunya 4 kelas dengan jumlah 128 siswa, satu kelas 32 anak. Kalau seperti ini, kita buka sampai September pendaftaran Dapodik,” jelasnya.

Kini secara keseluruhan jumlah siswa di SMPN 2 Rejotangan yaitu Kelas 3 berjumlah 29 siswa, kelas 2 berjumlah 17 siswa, dan kelas 1 sementara ini yang mendaftar 3 anak.

“Mulai menyusut itu tahun 2009 silam, kemudian pada waktu 2 tahun zonasi baru merasakan kekurangan siswa. Meskipun murid sedikit atau banyak mengajarnya tetap.profesional,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh