Jombang Demam Gowes Selama Covid-19, Toko Sepeda Panen
JOMBANG, FaktualNews.co – Merebaknya virus corona tak selamanya mendatangkan kerugian. Setidaknya bagi penjual sepeda di Kabupaten Jombang, virus corona membuat berkah tersendiri.
Sebab dalam sebulan terakhir, olahraga gowes atau olahraga sepeda menjadi tren di kalangan masyarakat. Hampir setiap hari, di Kabupaten Jombang tak pernah sepi dari aktivitas masyarakat bersepeda.
Dalam sehari, pemilik toko sepeda bisa menjual puluhan unit sepeda. Seperti yang dikatakan bagian pemasaran Toko Javas Gudang Sepeda Jombang, Pandu Dwi Prasetyo.
Dia mengaku, dalam sehari, 5 sampai 25 orang yang membeli sepeda baru. Mulai usia anak-anak sampai lansia. Bahkan dan ada juga pembeli dari luar Kabupaten Jombang.
“Kita sedia sepeda berbagai merek. Yakni United, Pasific, Exotic, Aviator, Genio, Alton, Thrill, Evergreen, Jie Yang, Phoenix, dan Sakoni,”katanya, Sabtu (11/7/2020).
Usaha yang beralamat di Jalan Kapten Tendeaan 15 Desa Sengon, Kecamatan/Kabupaten Jombang, menurut Pandu sempat kewalahan dalam melayani pembeli.
Bahkan sampai ada pembeli yang sampai menunggu karyawannya selesai merakit kerangka sepeda di toko.
Toko sepeda Javas dalam bisnis memakai sistem merakit sendiri di bagian belakang toko. Rangka atau bagian-bagian sepeda dikirim dari berbagai kota, seperti Surabaya.
“Harganya bervariasi, untuk umum kita mulai buka harga dari Rp. 1.750.000 hingga Rp 7.700.000. Bisa dinego sih, sesuai kesepakatan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, bentuk atau jenis sepeda pun beragam, ada yang buat anak-anak dan dewasa, sepeda gunung dan sebagainya. Menyesuaikan dengan peminat yang paling banyak.
Jika dalam hitungan kasar, dikatakannya, dalam sebulan bisa mendapat pemasukan kotor ratusan juta rupiah. Tergantung jumlah pembeli yang datang dan jenis sepedanya.
“Sangat senang kalau dari sisi pemasukan, sebab sejak beberapa bulan memang sepi pemasukan. Kita jualan online dan offline. Kita juga buka lapak di pinggir-pinggir jalan yang ramai pengunjung dengan bawa mobil bak terbuka. Ini sekaligus strategi bertahan di masa Covid-19,” tambah Pandu.
Dikatakan Pandu, saat ini banyak masyarakat yang membeli sepeda karena merasa bosan di rumah selama Covid-19. Apalagi ada imbauan untuk jaga jarak.
Pengakuan para pembeli, lanjutnya, bersepeda lebih sering dilakukan pada malam hari.
Selain untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan berolahraga bersama keluarga tercinta dan komunitas sepeda angin, kata Pandu, ada juga yang beralasan karena jalan-jalan banyak yang tutup.
Jika bawa mobil dan sepeda motor tidak bisa diangkat ke mana-mana. Namun, dengan sepeda angin lebih simpel dan praktis.
“Rata-rata bilang untuk menghilangkan kebosanan. Jadi semua anggota keluarga beli satu-satu, lalu jalan bareng-bareng,” imbuh Pandu.
Dalam catatan Pandu, ada yang menarik dalam tren bersepeda selama Covid-19 ini. Yakni para pembeli sepeda baru didominasi orang yang selama ini justru tidak aktif di gowes. Bisa dikatakan mereka ini adalah pendatang baru.
“Masyarakat yang beli rata-rata orang baru, kalau yang biasa gowes malah jarang. Karena sudah punya sepeda sebelumnya. Ini unik, fenomena baru,” tandas Pandu.