PAMEKASAN, FaktualNews.co–Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakil Bupati Pamekasan Raja’e bersama puluhan warga Nahdliyin di wilayah itu, bersepakat untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
“Pancasila dan NKRI ini diperjuangkan oleh para alim ulama. Tidak hanya air mata, bahkan juga darah dikorbankan,” ucap Bupati Baddrut Tamam, Rabu (15/7/2020).
Menurut Baddrut Tamam, sebagaimana yang telah diketahui dari berbagai buku yang telah dibacanya, Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diperjuangkan oleh para alim ulama, oleh para tokoh bangsa dengan sekuat tenaga.
Bahkan menurutnya, NKRI dan Pancasila tidak hanya diperjuangkan dengan keringat dan air mata, melainkan juga diperjuangkan dengan darah.
Oleh karenanya, dia menegaskan, tidak boleh ada pihak-pihak yang mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi lain, sebab Pancasila sudah final.
“Saya dan pak wabup juga ikut menolak RUU HIP, karena RUU HIP terindikasi mencederai nilai-nilai Pancasila yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita,” ujarnya.
Baddrut juga mengapresiasi kepedulian para tokoh NU dan seluruh lembaga dan badan otonom (Banom) NU yang telah bersama-sama mengawal RUU HIP.
Dia meyakini, pemerintah kabupaten dan seluruh warga Nahdliyin memiliki rasa cinta dan peduli yang sama terhadap NKRI dan Pancasila.
Tidak hanya itu, dia dan wabup juga bersama sejumlah tokoh NU yang hadir menuangkan kesepakatan dalam surat kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh Ketua PCNU Pamekasan Taufik Hasyim, dan sejumlah pimpinan lembaga dan banom NU.
Dia mengaku, akan menyampaikan surat kesepakatan tersebut kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk kemudian merekomendasikan agar RUU HIP tidak dilanjutkan, serta tetap kembali pada ideologi Pancasila yang awal.
“Kesepakatan yang telah ditandatangani akan saya sampaikan kepada DPR RI. Ini menjadi bagian dari ikhtiar kita bersama, untuk terus mempertahankan Pancasila dan membela NKRI,” tegasnya.