PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Sudah menjadi kebiasan, menjelang Idul Adha, harga sapi di Pasar Hewan Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, naik. Kenaikannya berkisar 10 persen dibanding hari raya kurban tahun sebelumnya.
Kenaikan harga tersebut diungkap Rasid (35) warga Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Ia kemarin membeli sapi untuk korban seharga Rp 13,5 juta. Padahal menurutnya, tahun sebelumnya diperkirakan Rp12,5 juta.
Meski harga naik, Rasid tetap membeli sapi karena dari dulu sudah niat untuk kurban. Ia juga menyadari, kalau menjelang hari raya Idul Adha, hewan ternak seperti kambing dan sapi, dipastikan, naik.
“Ya, nggak masalah. Kami tetap beli. Karena sudah niat untuk berkurban,” katanya sebelum meninggalkan pasar.
Hasil pantauan, sore itu Pasar Hewan Jrebeng Kidul tampak ramai. Tak hanya pedagang dalam Kota, pedagang luar kota, bahkan dari Jawa Tengah juga membeli sapi di pasar tersebut. Hanya saja, baik pembeli (pengunjung) dan penjual banyak yang tidak memakai masker. Bahkan tidak menerapkan physical distancing selama proses jual beli.
Salah seorang pembeli Agung mengaku, pasrah jika nantinya terjadi sesuatu pada kesehatannya. Mengingat, ia yang bermasker selama mencari atau mengulak sapi, berjubel dengan pengunjung yang tidak menggunakan masker.
“Saya pasrah kepada yang Maha Kuasa dah. Yang penting saya sudah pakai masker,” katanya.
Sementara M Zainul (24) warga Desa Muneng Kidul, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, khawatir dengan pedagang dan penjual yang tidak memakai masker. Meski begitu, ia tidak memakai masker. Alasannya, rekan-rekannya banyak tidak bermasker.
“Biasanya kemana saja saya pakai masker. Saya sekerang tidak bawa, karena teman-teman saya banyak yang nggak bawa,” tandasnya.
Kendati tidak bermasker, Zainul berterus terang tidak takut keluar-masuk pasar. Karena tidak ada petugas yang menjaga pintu keluar-masuk pasar.
“Sekarang tidak ada petugas yang mengarahkan. Kalau kemarin ada petugas yang menyuruh pakai masker,” tambah M Zainul.
Sementara itu, Babinsa Kelurahan setempat Serka Imron Baktiar mengatakan, lebih banyak yang bermasker ketimbang yang tidak. Menurutnya, yang tidak pakai masker adalah mereka yang membandel.
“Kita setiap pasaran mengingatkan mereka. Namun tetap bandel terutama blantik. Masak kami mau bertengkar hanya gara-gara masker. Kita tidak bosan-bosan mengingatkan setiap pasaran, Selasa dan Sabtu,” tandasnya.