RSPMC Jombang Bantah Terlantarkan Bumil, Pasien : Bayi Keluar Sendiri Tanpa Bidan!
JOMBANG, FaktualNews.co – Rumah Sakit (RS) Pelengkap Medical Center (PMC) Kabupaten Jombang mengakui ada pasien yang bayinya meninggal saat melahirkan ketika dirawat di RSPMC.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur RS PMC Jombang, dr Galih Endradita. Namun dia enggan mempublikasikan nama pasien bersangkutan.
Dia berkilah, data pasien hanya boleh dibuka ke umum bila ada izin dari keluarga pasien dan jika ada keperluan penyidikan dari aparat berwajib.
“Pasien itu memang betul perawatannya di RS PMC. Mohon izin saya tidak bisa sampaikan nama pasien dan diagnosanya,” jelasnya, Rabu (5/8/2020).
Diakuinya, secara fungsi, RS PMC memang rumah sakit penyangga Covid-19 di Kabupaten Jombang per 16 Juni 2020.
Ia menjelaskan, kejadian melahirkan tersebut memang prosesnya begitu cepat. Sehingga mengakibatkan bayinya meninggal dunia.
Alurnya, kata Galih, setiap pasien yang datang akan dilakukan observasi awal. Berdasarkan berkas pelayanan, ketika dilakukan observasi, pembukaannya baru 1 sentimeter.
“Ketika rawat inap di ruang Darussalam itu terjadi proses kelahiran. Seharusnya masih masa pembukaan. Teman-teman (tenaga medis) berpikir, seharusnya itu proses melahirnya agak lama, 6-8 jam,” beber Galih.
Galih menegaskan, ruang Darussalam adalah tempat khusus pasien yang memiliki gejala Covid-19. Sang ibu saat dirapid test hasilnya reaktif, sehingga diisolasi.
Prosedur di RS PMC, apabila ada pasien yang reaktif, berpotensi Covid-19 maka diisolasi. Sambil menunggu test PCR untuk menentukan positif Covid-19 atau tidak.
“Ketika di Darussalam memang tidak ada dokter yang jaga di sana. Yang jaga staf-staf keperawatan. Bila ada gejala, baru dokter bergerak ke sana. Proses kelahiran berada di ruang isolasi,” imbuhnya.
Galih membantah bila pihaknya tidak melayani pasien dengan baik, dalam hal ini pasien ibu hamil (bumil) yang mengaku tidak ditangani pihak RSPMC saat melahirkan, sehingga bayi meninggal. Menurut Galih, ketika bayi tersebut lahir, petugas rumah sakit coba memberikan bantuan. Namun kemudian dihentikan karena gagal. Meskipun begitu, pihaknya akan melakukan evaluasi.
Ia memaparkan, setiap kematian di RS PMC, apapun penyebabnya itu selalu dilakukan proses audit. Kasus kematian bayi tersebut sudah dilakukan audit internal dan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Jombang.
Ada juga audit medic, perawatan, dan manajemen. Di RS PMC, sambungnya, ada satuan pemeriksaan internal dan dewan pengawas. Dari audit nanti akan diketahui apa saja yang harus diperbaiki.
Hal ini karena RS PCM komitmen untuk memperbaiki pelayanan. Memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Kita komunikasi dengan keluarga pasien.
“Sebenarnya sudah ditangani. Kita sudah melakukan pelayanan. Kita sampaikan secara umum, kami mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya atas insiden kematian bayi yang terjadi kemarin,” ungkap Galih.
Pernyataan berbeda disampaikan pasien yang dirawat, perempuan inisial DRR (26). Menurutnya dari pihak keluarga sudah mengabarkan setiap perkembangan proses kelahiran, kepada perawat dan bidan.
Hanya saja, kata DRR, petugas yang jaga bersikukuh alias ngotot menunggu 6-8 jam baru melakukan penanganan. Padahal angka tersebut hanya perkiraan dalam dunia medis.
Seharusnya yang dipegang adalah fakta di lapangan. Jika bayinya sudah mau lahir, kata DRR, tidak mungkin menunggu berjam-jam lagi.
Dikatakan, pihak keluarga sampai berlari ke sana ke mari memanggil perawat dan bidan. Namun, tidak ada satu pun yang datang, sampai kemudian bayinya keluar sendiri tanpa didampingi bidan.
“Saat di ruang isolasi, saya semakin sakit. Ibu saya teriak-teriak ke perawat dan bidan kalau saat itu bayi saya sudah terlihat rambutnya, tapi tetap saja disuruh menunggu. Harusnya mereka lihat dulu baru ngomong,” tandasnya.