Gaya Hidup

7 Risiko Pakaian Ketat yang Perlu Diperhatikan

SURABAYA, FaktualNews.co – Penggunaan pakaian ketat, mulai dari pakaian dalam, kaus, celana, hingga dasi, dalam jangka panjang tidak hanya bisa menyebabkan rasa tak nyaman namun juga bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Berbagai potensi dampak buruk penggunaan pakaian ketat. Berikut sejumlah risiko pakaian ketat yang dilansir SehatQ.

1. Pegal-pegal

Penggunaan pakaian yang ketat (terutama pakaian dalam seperti beha alias bra) dapat menyebabkan nyeri otot pada punggung juga leher. Bra yang ketat juga berpotensi membentuk postur tubuh yang buruk, seperti membungkuk.

Tak hanya itu, tali bra yang mengikat terlalu ketat juga bisa menyebabkan garis-garis lekukan pada bahu dan lingkar bawah payudara.

Hal ini tentu dapat mengganggu penampilan dan berpptensi menurunkan rasa percaya diri. Selain itu, penggunaan bra dengan ukuran tidak tepat juga bisa menyebabkan nyeri payudara lho.

2. GERD (gastroesophageal reflux disease)

Penggunaan pakaian ketat pada area perut, baik itu kemeja, celana, maupun ikat pinggang, bisa saja memicu GERD. Kondisi ini lebih umum terjadi pada saat pengguna makan dalam jumlah banyak.

GERD (penyakit asam lambung naik) adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan yang umum ditandai dengan sensasi terbakar di dada.

Pakaian ketat pada area perut bisa saja memberi tekanan ekstra pada area ini yang turut menekan lambung sehingga asam lambung naik ke kerongkongan. Oleh karena itu, jangan gunakan pakaian ketat bila ingin makan banyak.

3. Gangguan saraf

Penggunaan pakaian ketat, seperti korset dan stoking, bisa saja menyebabkan gangguan pada saraf area paha atas atau bagian bawah perut.

Salah satu contoh gangguan saraf yang bisa terjadi adalah meralgia parasthetica, yaitu iritasi saraf pada area paha. Kondisi ini bisa menyebabkan area paha terasa nyeri, seperti terbakar, atau nyeri saat disentuh.

4. Gangguan aliran darah

Selain berpotensi menyebabkan gangguan saraf, penggunaan stoking ataupun celana ketat juga bisa menghambat aliran darah di area paha.

Hal ini karena otot pada area ini mendapat tekanan berlebih sehingga aliran darah tersendat. Kondisi ini bisa menyebabkan area paha mati rasa.

Keadaan yang sama, yaitu terhambatnya aliran darah, juga bisa terjadi pada area leher bila Anda menggunakan dasi yang terlalu ketat. Gangguan aliran darah pada leher bahkan berpotensi memicu masalah yang lebih besar, seperti strok.

5. Infeksi jamur dan infeksi saluran kemih

Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat bisa memicu terjadinya infeksi bakteri maupun jamur pada area kemaluan.

Hal ini dapat terjadi karena penggunaan celana dalam ketat dapat meningkatkan temperatur sekaligus kelembapan pada area kemaluan sehingga organisme seperti bakteri dan jamur, lebih mudah berkembang biak.

6. Gangguan kesuburan

Pria yang sering menggunakan celana dalam atau celana ketat disebut dapat memiliki jumlah sperma lebih sedikit. Penyataan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut namun secara teori hal tersebut mungkin saja terjadi.

Hal itu karena testis peka terhadap temperatur. Tempatur tinggi yang dapat terjadi akibat penggunaan celana ketat bisa mengganggu proses pembentukan sperma.

7. Iritasi kulit

Penggunaan pakaian ketat lebih berpotensi menyebabkan iritasi hingga alergi pada kulit, terutama bila bahan pakaian cukup kasar.

Hal ini karena pakaian ketat membuat bahan tersebut bersentuhan dan bergesekan langsung dengan kulit, apalagi bila kulit mudah berkeringat. Keadaan ini membuat potensi iritasi meningkat.