Positif Covid-19 di Jombang Capai 682 Orang, 5 Orang Berprofesi Dokter
JOMBANG, FaktualNews.co-Jumlah warga trerkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Jombang berdasarkan data Dinas Kesehatan Jombang bertambah 7 orang dan menjadi 682 orang, Kamis (3/9/2020). Dari jumlah itu, 5 di antaranya berprofesi dokter.
Di sisi lain, penambahan jumlah kasus pasien meninggal dunia sebanyak 2 orang, sehingga total 58 orang. Sementara penambahan pasien sembuh 2 orang, sehingga total 548 orang pasien sembuh.
Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Achmad Iskandar Dzulqarnain, adanya dokter yang positif Covid-19 ini tak lepas dari usaha para dokter memberikan pelayanan kepada masyarakat Jombang dalam melawan Covid-19.
“Data IDI Jombang, dokter yang positif ada tujuh orang, tapi yang dua orang tugas di luar Jombang. Jadi yang di Jombang hanya 5 orang,” jelasnya kepada FaktualNews.co, Kamis (3/9/2020).
Iskandar menambahkan, hingga kini belum ada dokter di Jombang yang meninggal dunia karena Covid-19. Ia berharap hal tersebut tidak terjadi karena tenaga dokter sangat dibutuhkan di Jombang.
“Alhamdulillah sejauh ini yang saya tahu, perawat juga tidak ada yang wafat karena covid-19. Kalau bidan ada, satu orang meninggal,” imbuhnya.
Iskandar berharap tidak ada lagi dokter di Jombang yang positif Covid-19. Oleh karenanya, ia mengimbau para anggotanya tidak lengah dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) setiap waktu, sesuai tingkat risiko.
Selain itu, ia berharap para dokter dan rumah sakit juga mengatur alur dan prosedur pelayanan untuk meminimalkan penularan Covid-19. Hal lain, yaitu melakukan edukasi kepada para pasien dan masyarakat luas.
“Imbauan IDI kepada anggota untuk berhenti sementara melayani bagi dokter yang punya comorbid atau risiko tinggi serta mengurangi jam pelayanan,” ujar Iskandar.
Iskandar menjelaskan, saat ini pemerintah pusat memiliki program memberikan insentif khusus untuk tenaga kesehatan.
Sedangkan penginapan tidak disiapkan pemerintah karena dinilai belum diperlukan. Ia mengaku hak tenaga kesehatan ada yang sudah cair dan ada yang masih dalam proses.
“Kesulitan utama tenaga kesehatan Jombang saat ini adalah ketidakpastian, sampai kapan pandemi ini dapat dikendalikan. Selanjutnya, disiplin yang rendah dari masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga kasus terus naik,” tandas Iskandar.