Pupuk Subsidi Belum Jelas, Petani di Jember Gunakan Pupuk Home Industri
JEMBER, FaktualNews.co – Untuk memenuhi kebutuhan pupuk terkait musim tanam yang dilakukan dalam kurun waktu dua minggu ini. Petani di Jember, terpaksa menggunakan pupuk abal-abal (home industri).
Penggunaan pupuk hasil home industri yang tidak jelas pabriknya ini. Terpaksa menjadi alternatif pilihan untuk pertanian. Demikian ini, karena harganya yang murah dianggap dapat membantu petani mengganti kesulitan sementara terkait pupuk subsidi yang tidak jelas kapan bisa diterima.
Namun demikian, ancaman gagal panen pun menjadi bayangan buruk para petani. Karena disadari mereka, pupuk abal-abal nantinya malah menyebabkan hasil produksi pertanian merosot.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro mengatakan, karena subsidi tidak ada. Sehingga penderitaan petani dijadikan ladang empuk.
“Mirip pupuk produksi PT Petrokimia Gresik, namun kandungannya kurang jelas, petani pun terpaksa pilih memakai melihat harganya murah, mirip dan pokoknya desain tulisan sama. Ya dipakai,” kata Jumantoro saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (15/9/2020).
Jumantoro mengatakan, penggunaan pupuk abal-abal itu terpaksa dilakukan, karena pupuk subsidi tidak ada kejelasan. Selain itu, para petani juga bertaruh tentang hasil produksi pertanian yang dilakukan.
“Kan sudah dua minggu ini, kebutuhan pupuk subsidi tidak bisa diakses. Jadi apa yang adaya dibeli. Mau beli yang pupuk bermerek non subsidi mahal harganya, padahal tanamannya butuh dipupuk,”ujarnya.
Sementara itu, untuk membeli pupuk non subsidi, katanya, petani tidak memiliki cukup modal.
“Saya jamin, prinsip pertanian enam tepat tidak akan terlaksana, yakni tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas, tepat harga. Katanya untuk meningkatkan hasil produksi kan gitu,” tukasnya.
Kondisi inipun dinilai Jumantoro menjadi persoalan yang sangat merugikan bagi petani.
“Sebenarnya sudah lama terpaksa penggunaan dan peredaran pupuk abal-abal ini di seluruh kecamatan se Kabupaten Jember. Pilihan ini pakai pupuk abal-abal terpaksa, ya akhirnya penurunan hasil produksi yang nantinya terjadi,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pertanian (TPHP) Jember, Satuki masih belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi lewat sambungan telephon di ponselnya tidak dijawab.
Sementara dikirimi pesan singkat lewat percakapan WhatsApp, juga belum dijawab dan dibaca.