PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Dunia Jurnalistik Probolinggo Raya dikejutkan dengan salah satu wartawan terkonfirmasi positif Covid-19. Hanya saja, yang bersangkutan heran, mengingat seminggu sebelumnya, ia tidak keluar rumah.
Ia tidak kemana-mana, karena sering demam dan setelah periksa ke Mantri Kesehatan dekat rumah tinggalnya, hasil analisanya gejala tifus. Hal itu diungkap yang bersangkutan, saat dikonfirmasi kabar tidak mengenakkan tersebut, Rabu (23/9/2020) sore.
Dikatakan, dirinya dinyatakan positif Covid-19, setelah tes swab di RSUD dr Mohamad Saleh, Selasa (22/9/2020) kemarin. Selasa pagi test swab dan sore harinya ia menerima hasil test-nya yakni positif.
“Saya heran, kok positif. Saya selama seminggu tidak keluar rumah. Ya, karena demam,” ujarnya.
Lantaran Senin (21/9/2020) badannya lebih enak, ia liputan lagi dan singgah di basecamp wartawan, Museum Probolinggo, jalan Suroyo, kota setempat. Senin sore, yang bersangkutan bersama beberapa jurnalis lainnya berangkat ke pendopo Kabupaten Probolinggo. “Liputan Gubernur di pendopo. Berama teman-teman,” katanya
Sebelum meliput acara pembagian bantuan ventilator oleh Gubernur Khofifah, seluruh wartawan diwajibkan melakukan rapid test. Dan di sanalah diketahui, kalau yang bersangkutan reaktif, sehingga tidak diizinkan liputan.
“Saya mengira karena masih pemulihan gejala tifus, sehingga hasilnya reaktif. Karena tidak boleh liputan, saya ulang,” tambahnya.
Selasa paginya, ia diminta mendatangi RSUD dr Mohamad Saleh untuk test swab dan hasilnya positif diterima sore harinya. Nah, sejak itu hingga kini yang bersangkutan melaksanakan isolasi mandiri di rumahnya.
“Karena reaktif, saya disarankan Swab di RSUD dr Saleh. Saya swab Selasa pagi. Bukan menggunakan molekolur PCR. Hasilnya positif,” pungkasnya.
Terpisah, juru bicara Satgas (Satuan Tugas) penanggulangan dan percepatan pencegahan covid 10 dr Abraar HS Kudaah membenarkan, kalau salah satu jurnalis terkonfirmasi positif Covid-19. Itu diketahui setelah yang bersangkutan Selasa pagi dengan sukarela menjalani test swab.
“Ya, memang benar positif. Saya tidak menakut-nakuti wartawan agar tidak bisa bergerak kemana-mana. Memang itu hasilnya. Kalau tidak percaya, nanti saya perlihatkan hasil test-nya,” tandas dr Abraar.
Saat ditanya, kok begitu cepat diketahui. Padahal informasi yang didapat, minimal tiga hari hasil test swab diketahui. Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh menjawab, dari dua alat test swab yang dimiliki RSUD, seluruhnya dalam waktu 6 sampai 7 jam hasilnya bisa diketahui.
“Kalau ke Surabaya lama karena antri. Bisa sampai 10 hari baru bisa diketahui hasilnya. Kalau di RSUD kan tidak antri. Jadi dalam waktu 6 sampai 7 jam, bisa diketahui hasilnya,” katanya.
Kepada wartawan yang positif, dr Abrar berharap untuk tinggal di rumah sampai 14 hari menjalani isolasi mandiri hingga kondisi kesehatannya pulih kembali. Ia yakin yang bersangkutan akan sembuh karena gejala ringan dan hampir tanpa gejala sebelumnya.
“Kalau ada gejala, ya kami isolasi di rusunawa, yang bersangkutan kan gejala ringan dan hampir tidak ada gejala. Ya isolasi mandiri di rumah Yang penting ikuti anjuran protokol kesehatan dan tunda dulu berhubungan dengan keluarga dan orang lain,” harapnya.
Saat ditanya, kapan akan dilakukan stressing dan lockdown terhadap basecamp wartawan? Abraar menjawab, soal itu kewenangan Dinas Kesehatan, bukan kewenangannya. Tapi menurutnya, stressing perlu dan harus dilakukan, termasuk penyemprotan tempat berkumpulnya wartawan.
“Itu terserah Dinas Kesehatan. Saya kira tidak usah dilockdown. Cukup disemprot saja,” pungkasnya..