Tak Ada Izin BPOM, Pembagian Hand Sanitizer di Kota Probolinggo Ribut
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Pembagian hand sanitizer di kantor Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, ribut. Salah satu warga mempersoalkan hand sanitizer bermerk Flower tersebut tak ber-BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Selain itu, hand sanitizer yang dikemas botol platik berukuran 100 ml tersebut, tak bersegel. Meski sempat disoal, namun pembagian ratusan botol antiseptik pembersih tangan bersamaan dengan masker itu berlangsung aman dan lancar.
Saat dikonfirmasi di rumahnya, Senin (5/10/2020) siang, Praptining Rahayu, istri Ketua RT 01 RW 7 membenarkan, kalau dirinya sempat bertanya sebelum pembagian dimulai. Hal itu dilakukan, karena hand sanitizer tahap kedua tersebut tidak sama dengan sebelumnya.
“Kalau hand sanitizer gelombang pertama, ada BPOM-nya dan disegel. Kalau yang ini tidak ada dan tidak bersegel. Kan kami dua kali menerima bantuan seperti ini,” ujarnya seraya menunjukkan hand sanitizer yang diterima.
Karena janggal itulah, Praptini Rahayu mempertanyakannya sebelum sarana protokol kesehatan itu dibagikan. Ia ingin mengetahui alasan Pokmas (Kelompok Masyarakat) yang membagikan bantuan tersebut. Hanya saja, Praptini tidak puas dengan jawaban Pokmas.
Praptini tidak ingin warganya menjadi korban hand sanitizer yang belum ada jaminan dari pihak yang berwenang, dalam hal ini BPOM. “Kami berharap ini ditindaklanjuti, agar tidak terjadi di tempat lain. Masyarakat jangan dibodohi,” ucapnya geram.
Meski belum ada jaminan keaslian, Praptinining tetap akan membagikan hand sanitizer tersebut ke masyarakat. Ia mengaku, mendapat 70 botol hand sanitizer dan beberapa masker.
“Karena ini amanah, ye tetap saya bagikan. Dapat 70 botol, padahal warga saya lebih dari 90 orang. Kalau kurang, akan diambilkan di RT lain yang lebih,” tambahnya.
Salah satu ketua RT yang tidak mau menyebutkan namanya, tidak terima dengan informasi yang menyebut hand sanitizer diduga palsu. Karena Pokmas telah menjelaskan dan bertanggungjawab jika dikemudian hari ada apa-apa jika dipakai.
“Tadi dijelaskan, hand santizer dari dokter saja tidak ada BPOM-nya. Siapa yang bilang tidak beres itu. Suruh ke sini, saya jelaskan,” ujar perempuan tersebut.
Sementara itu, Ketua Pokmas kelurahan setempat, Adi Purnomo membantah, hand sanitizer yang dibagikan kepada masyarakat tidak beres. Hanya saja, ia membenarkan kalau alat pembersih tangan tersebut tanpa berlabel BPOM.
“Memang benar tidak ada BPOM-nya. Tapi hand sanitizer ini ada registernya. Coba sampean lihat di bagian belakang,” katanya.
Pria yang biasa disapa Adi tersebut memastikan pembersih tangan yang dibagikan aman saat digunakan. Ia meminta warga utntuk tirak khawatir dan tidak akan terjadi apa-apa. Mantan anggota dewan periode 199-2004 tersebut berkata begitu, karena ada jaminan dari pemilik hand sanitizer.
“Penjualnya menjamin asli. Kalau ada apa-apa nanti, mereka siap didatangkan. Kami dan penjual sudah membuat perjanjian, apabila palsu siap untuk dituntut,” pungkasnya.