Hati-Hati! Penis Bisa Patah Karena Terlalu Agresif atau Salah Posisi
SURABAYA, FaktualNews.co – Meski relatif jarang, penis yang tak bertulang itu bisa mengalami patah atau fraktur. Hal itu bisa terjadi karena suatu kondisi di saat penis sedang ereksi. Misalnya bercinta terlalu agresif atau salah posisi ketika penetrasi.
Selama ereksi, penis membesar karena jaringan penis dialiri oleh darah. Jika penis yang sedang ereksi tersebut dibengkokkan secara paksa atau tiba-tiba, selaput yang bernama tunica albuginea akan robek.
Dilansir Alodokter, tunica albuginea adalah jaringan fibrosa atau penyambung yang sangat kuat. Fungsinya yaitu membungkus dan melindungi corpus cavernosum (bagian dari penis yang dapat membesar bila terisi oleh darah saat terjadi ereksi).
Jika tunica albuginea robek, darah pun akan bocor ke sekitar penis. Ketika penis patah, akan terdengar suara retakan diikuti dengan nyeri yang parah. Penis pun kemudian menjadi memar dan bengkak, sehingga bentuk penis berubah dan tidak bisa ereksi.
Robeknya tunica albuginea juga dapat memengaruhi uretra (saluran keluar urine) dan corpus spongiosum, yaitu jaringan mirip spons yang menyelubungi dan menutup uretra saat ejakulasi. Ini membuat darah kemungkinan akan terlihat pada muara saluran kemih di ujung kepala penis.
Penis patah paling sering terjadi ketika sedang melakukan hubungan seksual. Namun, tidak jarang pula akibat masturbasi yang terlalu agresif atau sebab lainnya, seperti cedera fisik.
Berikut ini dilansir AloDokter beberapa hal yang dapat menyebabkan penis patah:
• Posisi tertentu saat bercinta
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa posisi bercinta woman-on-top atau wanita berada di atas, menjadi risiko terbesar penis patah. Dalam posisi ini, wanita biasanya menumpukan seluruh berat tubuhnya pada penis yang sedang ereksi dan mengontrol gerakan.
Namun, wanita acap kali tidak sadar saat posisi penis berubah atau tertekuk. Bila melakukan seks dalam posisi ini, sebaiknya pria yang mengendalikan gerakan, agar bisa menghentikan penetrasi sesegera mungkin ketika mengalami rasa sakit.
• Seks agresif
Selain posisi tersebut, gerakan seks yang agresif juga berisiko menyebabkan penis patah. Ini bisa terjadi jika penis menabrak tulang kemaluan wanita atau bagian perineum dengan gerakan cepat. Perineum merupakan area di antara anus dan vulva.
• Kecelakaan dan masturbasi
Risiko penis patah tidak terbatas pada hubungan seksual saja. Pria bisa menderita penis patah jika terjatuh atau mengalami benturan fisik keras pada penis saat sedang ereksi. Sewaktu melakukan masturbasi, penis juga berisiko patah apabila dilakukan terlalu agresif atau dengan teknik yang kurang tepat.
Penis patah memerlukan pertolongan medis segera dari dokter spesialis urologi. Jika tidak diobati, penis patah bisa membuat penis berubah bentuk. Tidak mampu ereksi lama selama berhubungan seks alias disfungsi ereksi, juga bisa menjadi komplikasi permanen penis patah.
Bagi pria yang memiliki fantasi seks berisiko, sebaiknya lebih berhati-hati untuk menghindari terjadinya penis patah. Jika mengalami penis patah, segeralah ke rumah sakit terdekat agar dapat diberikan penanganan secepatnya.