Kesehatan

Penyintas Covid-19 di Tulungagung Ajak Masyarakat Patuhi 3M

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Seorang penyintas Covid-19 di Tulungagung, mengisahkan apa yang dialaminya saat berstatus pasien positif Covid-19. Berbagai hikmah dapat dipetik, termasuk saat mendapat stigma negatif hingga kesadaran mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Mengenai stigma negatif, mereka membutuhkan waktu berhari-hari agar bisa diterima kembali oleh lingkunganya. Disinilah para mantan penyintas Covid-19 harus memiliki kepercayaan diri dan mengajak kepada masyarakat untuk menerapkan 3 M (Mencuci tangan, Menggunakan masker, dan Menjaga jarak).

Salah satu mantan penyintas Covid-19 di Tulungagung, Muhammad Afif menuturkan, setelah kurang lebih dua bulan lebih menjalani karantina di rusunawa IAIN Tulungagung, akhirnya dia diperbolehkan berkumpul kembali dengan keluarganya. Namun, setelah kembali ke lingkungan, ia mendapat tantangan baru yaitu stigma negatif terhadapnya.

“Selama dua bulan lebih saya dikarantina di rusunawa. Dan kemudian saya diperbolehkan untuk pulang. Pada saat kembali ke rumah, memang ada rasa khawatir jika nanti saya mendapatkan diskriminasi. Karena berkaca pada teman-teman saya yang sudah pulang, yang masih mendapatkan stigma dan diskriminasi dari lingkungannya,” tuturnya, Senin (26/10/2020).

Lanjut Afif, sepulangnya dari rusunawa, dia memulai dengan beraktifitas seperti biasa dan mencoba berbaur kepada masyarakat. Dia tidak peduli dengan stigma masyarakat terhadapnya dan mengajak masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Intinya jangan menjauh dari masyarakat dan jangan sampai minder, kita juga harus menggunakan masker, cuci tangan dan menjaga jarak,” ungkapnya.

Pria ramah itu berharap kepada Pemkab, agar tidak ada stigma dari masyarakat kepada mantan penyintas Covid-19. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung dengan tenaga medis bisa memberikan sosialisasi masif soal 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabu dan Menjaga jarak).

“Saran kami, agar pemerintah bisa lebih masih memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Jangan ada diskriminasi, dan setidaknya masyarakat harus tahu bagaimana untuk mengantisipasi agar tidak terpapar Covid-19,” pungkasnya.