FaktualNews.co

Jembatan Penghubung Antar-Dusun di Penompo Mojokerto ‘Ambles’

Peristiwa     Dibaca : 1399 kali Penulis:
Jembatan Penghubung Antar-Dusun di Penompo Mojokerto ‘Ambles’
FaktualNews.co/lutfi hermansyah
Kondisi Jembatan di Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto yang ambles pada salah satu ujungnya.

MOJOKERTO, FaktualNews.co-Jembatan penghubung antar-dusun di Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ambles pada salah satu sisinya.

Amblesnya jembatan pada salah satu ujung atau sisinya tersebut karena penahan ujung jembatan longsor.  Agar tetap bisa dilewati, ujung jembatan ditutupi dengan gedek (anyaman bambu). Namun, jelas terlihat tetap membahayakan pengendara yang melintas.

Rupi, warga setempat mengatakan, amblesnya ujung jembatan sebenarnya sudah terjadi lebih dari setahun. Selama ini sudah beberapa pengendara motor terjatuh di lokasi.

“Sudah beberapa kali pengendara terjatuh di situ, meskipun tidak sampai terjatuh ke sungai,” katanya kepada FaktualNews.co, Rabu (28/10/2020).

Kondisi kerusakan jembatan kini lebih parah menyusul hujan beberapa hari lalu. Tanah penyangga di ujung jembatan pun kian ambles akibat curah hujan yang cukup deras.

“Warga desa sekitar mengeluhkan kondisi jembatan yang hanya diberikan gedek bambu untuk menahan,” tandasnya.

Ia menilai, kondisi demikian sebenarnya sudah tidak layak dan harus segera ada perbaikan. Namun, ia mengaku tidak mengatahui sebab hingga sampai saat belum ada perbaikan.

“Ada beberapa yang melakukan survei, melakukan pengukuran, foto-foto mungkin dari dinas terkait. Tapi tidak ada apa-apa sampai saat ini,” ujarnya.

Kepala Desa Penompo, Sutoyo mengungkapkan, jembatan itu kian ambles sekitar tiga hari lalu, ketika hujan pertama kali turun. “Amblesnya tidak ada yang tahu karena terjadi malam hari,” ungkapnya.

Menyikapi hal demikian, ia mengaku sudah melaporkan secara lisan kepada Camat Jetis. Sedangkan untuk secara tertulis akan segera disusulkan.

“Karena kemarin ada kunjungan Kapolres, jadi belum sempat membuat laporan secara tertulis. Mungkin Senin (2/11/2020),” ujarnya.

Ia menjelaskan kondisi rusaknya memang sudah lama sebelum ia menjabat. Sempat ada pengajuan pembangunan jembatan kepada Pemerintah Pusat. Namun dikembalikan lagi ke Pemerintah Daerah.

“Saya bilang ke Pak Bupati Pungkasidi sebelum beliau mengamabil cuti. Kata pak Bupati, kesulitan karena jembatan itu bukan miliknya kabupaten. Melainkan Pemerintah Provinsi. Sehingga diupayakan bupati mengusulkan perbaikan ke provinsi,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Sutoyo, ia juga meminta kepada kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Mojokerto, Bambang, untuk mengecek kondisi jembatan.

“Pemerintah desa tidak mampu menangani. Sudah dilakukan pengecekan oleh Pak Bambang dan pak camat. Informasi dari pak Bambang, insya’ allah ini sudah tahap lelang,” jelasnya.

Menurutnya, jika dihitung-hitung pembangunan jembatan itu menghabiskan dana sekitar Rp 2 miliar.

“Kalau bisa nanti diperlebar sekitar 6 Meter, agar muat untuk mobil papasan. Proposal yang saya ajukan lebih dari Rp. 2 miliar. Kalau dilihat, yang perlu perbaikan adalah seluruh dari jembatanya, besi di bawah sudah keropos. Apalagi jembatan itu merupakan peninggalan belanda,” paparnya.

Sedangkan untuk pepohonan di dasar sungai bawah Jembatan, Kades Sutoyo mengaku sudah memerintahkan warga desanya untuk mengatasinya.

“Saya menyuruh tukang potong pohon tidak ada yang berani, katanya chainsaw (gergaji mesin pemotong kayu) kalau digunakan air akan ‘nyetrum.’ Sehingga harus manual,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah