PASURUAN, FaktualNews.co – Pengetatan penerapan protokol kesehatan (Prokes) selama libur Maulid 2020 dan cuti bersama di tempat wisata di Kabupaten Pasuruan akan tetap dilanjutkan bagi para pengelola dan pengunjung.
Demikian dikatakan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan Gunawan, menjawab pertanyaan soal kendala penerapan Prokes selama liburan Maulid teresebut.
Dia mengatakan, sejauh ini para pengelola tempat wisata sudah memenuhi ketentuan protokol kesehatan. Sarana mencuci tangan dan rambu physical distancing sudah diterapkan, termasuk juga mewajibkan pengunjunga untuk tetap bermasker.
“Selama ini kita sering monev, keliling, sambil menyiapkan selama libur panjang kemarin,” katanya, saat dihubungi via teleponnya, Minggu (1/11/2020).
Menurutnya, dari hasil monev itu, rata-rata sudah menetapkan protokol kesehatan dengan baik. Sebagian besar tempat wisata malah sudah bersertifikat dan sudah mematuhi protokol.
“Tim bidang pariwisata Satgas COVID-19 Kabupaten Pasuruan, sebelumnya sudah melakukan peninjauan ke semua objek wisata,” ujar Gunawan.
Tak hanya itu, kata dia, banyak pengelola yang meminta tim memantau langsung penerapan protokol kesehatan tempat wisata mereka.
“Kita tinjau, tentang penerapan protokol di tempat mereka. Kalau memenuhi syarat, kita kasih sertifikat dari ketua satgas bidang pariwisata satgas,” terangnya.
Dikatakannya, tempat-tempat wisata di Pasuruan sudah buka semua. Termasuk tempat-tempat wisata yang dikelola pemerintah desa.
“Sudah buka semua. Mereka semua sudah memenuhi protokol. Wisata desa, lebih patuh karena di bawah kendali kepala desa yang mengutamakan protokol kesehatan,” tandas Gunawan.
Dalam temuan di lapangan, pengujung sering kali melanggar protokol kesehatan. Pelaku wisata sudah menerapkan protokol ketat, tapi ternyata pengunjung yang di dalam bergerombol selama ini itu yang memang terjadi.
“Sehingga kebanyakan yang abaikan protokol kesehatan dilakukan oleh pengunjung,” ungkapnya.
Disebutkannya, kunjungan wisata di Kebupaten Pasuruan belum sepenuhnya pulih.
“Masyarakat sendiri juga masih ragu-ragu karena kondisinya belum normal seperti sebelum pandemi. Masih banyak warga yang trauma,” pungkasnya.