Gaya Hidup

Amankah Berhubungan Badan saat Hamil, Berikut Aturannya

FaktualNews.co – Berhubungan badan saat dalam kondisi hamil apakah boleh dilakukan? Mungkin kebanyakan wanita hamil, takut melakukan hubungan badan karena dikhawatirkan akan terjadi risiko seperti muncul rasa nyeri, perdarahan, infeksi pada janin, trauma pada janin, cacat pada janin, serta takut akan terjadinya kelahiran prematur.

Studi tentang pengetahuan hubungan seksual saat hamil pada tahun 2011, ditemukan bahwa sebanyak 39.4 persen responden beranggapan tidak boleh sama sekali berhubungan seksual, dan hanya 24.3 persen yang tahu bahwa boleh dilakukan kecuali dalam beberapa kondisi khusus, sedangkan sisanya 30.9 persen mengatakan tidak boleh pada trimester pertama, dan 2.7 persen mengatakan tidak boleh pada trimester akhir.

Pada dasarnya hubungan intim saat hamil tidak akan membahayakan janin. Sebab, banyak proteksi natural dari tubuh sang ibu dapat membantu melindungi bayi, seperti cairan ketuban, otot-otot dalam rahim, serta lendir tebal yang menutupi leher rahim. Namun, berhubungan intim saat hamil tetap memiliki aturan tertentu.

Beberapa pakar medis telah meneliti bahwa berhubungan seksual dan orgasme merupakan suatu aktivitas yang aman pada kehamilan yang normal. Dari sudut pandang anatomi, masuknya penis kedalam vagina saat berhubungan seksual tidak langsung mengenai janin, karena janin terlindungi oleh cairan ketuban, selaput ketuban dan mulut rahim.

Selain itu di daerah mulut rahim terdapat sumbatan cairan mukus yang berfungsi melindungi rahim terhadap bakteri maupun cairan sperma yang masuk ke dalam rahim. Namun, berhubungan intim saat hamil tetap memiliki aturan tertentu, seperti dikutip FaktualNews.co dari berbagai sumber.

1. Kandungan Sehat

Aturan berhubungan intim saat hamil yang pertama sudah pasti kandungan harus sehat. Maksudnya kandungan sehat adalah kehamilan yang berlangsung normal, tanpa adanya gangguan, atau penyakit.

2. Lakukan Setelah Trimester Pertama

Berdasarkan pernyataan beberapa ahli, wanita hamil yang usia kandungannya masih sangat muda tidak disarankan berhubungan intim terlebih dahulu demi menghindari kontraksi dan keguguran. Selain itu, kondisi istri akan sering mengalami mual dan muntah. Bila kondisinya seperti ini, biasanya dorongan gairah pun akan ikut menurun.

Lalu, berhubungan intim saat hamil trimester pertama juga masa rawan bagi kandungan karena janin dan ari-arinya belum terbentuk dengan sempurna.

3. Tidak Memiliki Riwayat Perdarahan

Pastikan, tidak memiliki riwayat pendarahan selama hamil serta tidak mengalami plasenta previa. Kondisi ini adalah posisi perlekatan plasenta atau ari-ari yang berada di bagian bawah rahim, baik sebagian maupun keseluruhan, sehingga berpotensi menutupi jalan lahir. Selain itu, berisiko menimbulkan pendarahan saat hamil, terutama ketika mendekati waktu persalinan.

Jadi, hindari berhubungan intim saat hamil jika kamu pernah mengalami kedua hal di atas.

4. Perhatikan Posisi Hubungan Intim

Memasuki trimester kedua, perut ibu hamil otomatis mulai membesar. Untuk itu, cermati posisi saat berhubungan agar tetap merasa nyaman. Hindari posisi telentang karena posisi ini dapat menekan perut dan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah di daerah perut.

Adapun posisi berhubungan intim saat hamil tua yang disarankan adalah posisi miring (spoon position), duduk (sitting dog), atau wanita di atas (woman on top).

5. Jangan di 4 Minggu Sebelum Kelahiran

Seperti di trimester pertama, berhubungan intim saat hamil harus dihindari dalam empat minggu terakhir sebelum kelahiran. Berhubungan intim saat usia kehamilan tersebut berpotensi menyebabkan persalinan prematur.

6. Periksakan Kehamilan pada Dokter

Agar hubungan intim aman, periksakan kehamilan ke dokter terlebih dahulu. Bila dokter kandungan menyatakan tidak ada masalah untuk berhubungan seksual, berarti hal ini aman dan tidak akan jadi masalah selama dilakukan dengan intensitas dan frekuensi yang wajar.

Perlu diketahui juga bahwa kehamilan dapat memengaruhi dorongan seks seorang wanita dengan cara yang berbeda. Peningkatan hormon dan aliran darah ke alat kelamin dapat meningkatkan gairah sebagian wanita untuk berhubungan intim, terutama pada trimester kedua. Sebagian wanita lain mungkin justru mengalami penurunan gairah seks yang disebabkan oleh fluktuasi hormon, merasa kurang nyaman dengan tubuhnya, kelelahan, atau sakit fisik.