SIDOARJO, FaktualNews.co – Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu Sidoarjo mendalami video viral dugaan kampanye yang menjelekan pasangan calon lain dengan membawa isu Suku, Ras, Agama dan Antar golongan (SARA) oleh oknum tokoh masyarakat berinisial ZH ketika kegiatan rutinan salah satu ormas keagamaan di Tanggulangin, Sidoarjo.
“Kami (Gakkumdu) sepakat untuk mendalami video dugaan berbau SARA tersebut,” ucap Komisioner Bawaslu Divisi Penindakan Penanganan Pelanggaran Pemilu, Agung Nugraha ketika dikonfirmasi FaktualNews.co, Selasa (3/11/2020).
Pantauan FaktualNews.co, Tim Gakkumdu yang terdiri dari unsur Kepolisian, Kejaksaan dan Bawaslu terlihat duduk bersama di ruang klarifikasi Bawaslu Sidoarjo Jalan Pahlawan Sidoarjo. Ketiga unsur lembaga itu terpantau sejak siang hingga petang mendiskusikan terkait persoalan tersebut.
“Ini tadi baru selesai. Tim Gakkumdu sepakat memutuskan mendalami dugaan pelanggaran tersebut,” aku Agung.
Meski demikian, Agung enggan menjelaskan lebih detail terkait materi yang didalami video viral berbau SARA itu. “Nanti ya,” akunya singkat.
Diberitakan sebelumnya, Daryanto, salah satu warga Kecamatan Wonoayu melaporkan video ceramah viral di group WhatsApp (WA) dan media sosial tersebut ke Panwascam Tanggulangin.
Dalam video berdurasi 2 menit 45 detik yang viral di WhatsApp serta medsos itu berisi ceramah tokoh agama di acara bulanan ormas keagamaan di kawasan Kecamatan Tanggulangin.
Tokoh agama salah satu ormas keagamaan terbesar di Sidoarjo, ZH, menyampaikan kepada jamaah yang hadir, mengharuskan memilih pasangan calon asli dari Sidoarjo.
Perlu diketahui Pilkada Sidoarjo 2020 di ikuti tiga pasang calon bupati dan wakil bupati yang bertarung di pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang. Paslon nomor urut 1 , Bambang Haryo Soekartono (BHS)- Taufiqulbar yang diusung Patai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat dan PPP.
Paslon Nomor urut 2, Ahmad Muhdlor Ali- Subandi diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Paslon nomor urut 3, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik yang di usung PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
ZH juga mempengaruhi jamaah dengan menyudutkan paslon lain dengan membawa isu SARA.
“Jika paslon (nomor #) yang jadi, di sana ada orang Partai #* nya, itu ada HTI nya. Jika paslon nomor # jadi, maka Bapak dan Ibu nantinya diajak pakai celanan cingkrang dan pakai cadar semua. Padahal kita ingin HTI menyingkir dari Sidoarjo,” kata ZH, dalam video tersebut yang ditunjukkan Daryanto.
Masih dalam video tersebut, lanjut Daryanto, juga berisi ajakan agar tidak memilih paslon nomor urut lainnya yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Kalau Bapak dan Ibu pilih nomor urut @ itu didukung (partai lambang mata##i) . Itu adalah groupnya ormas (M) , jika nomor @ jadi, maka Bapak dan Ibu di langgar atau mushola serta masjid dilarang (doa) khunut,” kata Daryanto, meniru ucapan di video yang viral tersebut.