TULUNGAGUNG, FaktulNews.co – Melonjaknya jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tulungagung mengakibatkan tempat karantina pasien Covid-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung menjadi overload.
Dalam kondisi seperti itu, Gugus Tugas akhirnya kembali mengoperasikan gedung ma’had yang masih satu lokasi di sekitar Rusunawa, untuk dijadikan tempat karantina pasien Covid-19.
Mahad IAIN Tulungagung, sebelumnya juga sempat digunakan sebagai lokasi karantina. Namun sejak kasus Covid-19 menurun, selama tiga bulan belakangan ini, tempat itu tidak digunakan lagi sebagai lokasi karantina.
Masing-masing kamar di gedung ma’had memiliki empat tempat tidur yang nantinya bisa dipakai oleh empat orang secara langsung, atau untuk penempatan tergantung dengan kondisi masing-masing pasien.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmad mengatakan, pihaknya memutuskan kembali menggunakan gedung ma’had yang semula sempat tidak difungsikan karena sangat sedikit pasien Covid-19 yang dikarantina di sana.
Menurutnya, dengan dijadikannya gedung ma’had sebagai tempat karantinga, nantiya dari kapasitas tempat tidur yang saat ini hanya 56, bisa bertambah menjadi 104 tempat tidur.
Dengan begitu, jika nanti dalam satu hari, sudah ada 10 kamar yang sudah siap untuk digunakan, pada saat itu juga, kamar tersebut langsung bisa digunakan untuk pasien Covid-19 menjalani karantina.
“Untuk persiapan memfungsikan kembali gedung itu diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua hari. Kalau sudah ada 10 kamar yang siap bisa dipakai, jadi tidak perlu menunggu semua persiapan kamar mahad selesai,” kata Kasil, Rabu (2/11/2020).
Sementara itu, Tim Koordinator Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Tagana Tulungagung, Imam Syafii mengaku, ma’had IAIN Tulungagung telah dipersiapkan untuk difungsikan kembali sebagai tempat karantina pasien Covid-19.
Pasalnya, saat itu banyak dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan pulang ke rumah. Namun, akibat kasus lonjakan Covid-19 pada minggu-minggu ini, membuat tempat isolasi rusunawa menjadi penuh lagi, sehingga harus mempersiapkan mahad untuk menjadi tempat isolasi kembali.
“Hingga hari ini, jumlah pasien yang diisolasi di rusunawa ada sebanyak 50 orang. Sedangkan total kamar di rusunawa ada 30 kamar. Kami kemarin sempat menolak pasien yang mau masuk ke sini. Karena pasien langsung dikirim ke sini tanpa koordinasi. Apalagi kamarnya sudah tidak cukup,” ungkap Imam Syafi’i, Rabu (2/12/2020).
Kendati demikian, menurut Imam, sebenarnya saat ini rusunawa bisa dikatakan masih muat jika mengesampingkan masalah kenyamanan pada pasien.
Misalnya, tidak mungkin didalam satu kamar ada laki-laki dan perempuan yang bukan keluarganya, karena hal itu bakal membuat pasien tidak nyaman.
“Ada juga didalam satu kamar diisi oleh empat orang, itupun satu keluarga. Makanya kami sangat mementingkan kenyamanan pasien yang ada disini,” pungkasnya.