TULUNGAGUNG, FaktualNews.co-Antisipasi dini potensi bencana alam di pesisir pantai Tulungagung dipastikan kurang optimal.
Sebab saat ini hanya ada dua early warning system (EWS) yang berfungsi dengan baik. Satu alat EWS lagi sekarang rusak dan dalam perbaikan
Padahal secara geografis Kabupaten Tulungagung memiliki 12 pesisir pantai.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Suroto mengatakan, saat ini hanya ada dua alat EWS yang berfungsi dengan baik.
Yaitu di pantai Sidem dan Popoh di Desa Besole, Kecamatan Besuki dan satu alat berada di Pantai Gemah dan Pantai Klatak Desa Keboireng, Kecamatan Besuki.
“Ada satu yang baru di lepas karena rusak di Pantai Sine Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir. Sekarang dalam proses perbaikan,” jelasnya, Minggu (3/1/2021).
Suroto mengaku, sebenarnya tidak semua pantai di Kabupaten Tulungagung berpenghuni. Atas dasar itulah, pemasangan EWS hanya difokuskan pada pantai-pantai yang berpenghuni.
“Alat yang berada di Pantai Gemah dan Popoh yang sampai saat ini masih efektif dan berfungsi dengan baik. Minus yang ada di Pantai Sine, selebihnya merupakan pantai tanpa penghuni,” imbuhnya.
“Saya dapat laporan itu ada salah satu alat di salah satu pantai yang dirusak sama masyarakatnya. Itu karena memang alat tersebut sempat eror tiba-tiba bunyi. Masyarakatnya kaget dikira ada tsunami. Setelah mereka sempat mengungsi, rupanya alat tersebut tetap berbunyi dan tidak ada tsunami,” tambahnya.
Disinggung terkait adanya penambahan EWS di beberapa pantai. Suroto mengaku untuk penambahan pihaknya belum bisa menjanjikan. Pasalnya, anggaran 2021 masih dipotong untuk keperluan Covid-19.
“Tetap akan saya usahakan, karena alat itu penting. Apalagi sebenarnya untuk satu wilayah pantai memiliki kebutuhan 20 sampai 25 alat,” pungkasnya.