FaktualNews.co

Harga Kedelai Impor Naik, Pengrajin Tahu di Jombang Perkecil Irisan

Ekonomi     Dibaca : 683 kali Penulis:
Harga Kedelai Impor Naik, Pengrajin Tahu di Jombang Perkecil Irisan
FaktualNews.co/Muji Lestari/
Pekerja memotong tahu di Jombang, Jawa Timur.

JOMBANG, FaktualNews.co – Harga kedelai impor di Jombang, Jawa Timur, naik cukup signifikan sejak dua pekan terakhir, kenaikannya mencapai Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per kilogram.

Mahalnya harga kedelai impor ini membuat pengrajin tahu di wilayah setempat harus memutar otak agar usahanya tidak merugi. Mereka terpaksa memperkecil potongan tahu yang akan dipasarkan agar tetap bertahan.

Salah satunya dialami oleh Siti Aminah (71) pengrajin tahu asal Desa Plandi Kecamatan Jombang Kota. Saat ini harga kedeli impor itu sudah mencapai Rp 9.300 per kilogram. Padahal sebelumnya, hahya seharga Rp 6.300.

Kenaikan harga kedelai impor ini terjadi sejak tanggal 20 Desember 2020 lalu, dan kemudian naik lagi pada tanggal 3 Januari 2021.

“Sekarang 9 Ribu Rupiah (per kilogram). Jadi sekarang labanya sedikit. Kalau dinaikkan ‘ndak’ jalan, ya naik sedikit, ukurannya dikurangi (diperkecil),” kata Siti Aminah.

Diungkapkannya, sejak kedelai impor menyentuh harga 9 ribu ini, dia mensiasati potongan tahu sedikit lebih kecil dari biasanya. Jika sebelumnya setiap kali proses masak Siti Aminah mampu membuat 45 potongan tahu, sejak mahal ini, Siti Aminah harus membuat irisan lebih banyak menjadi 50 buah.

Meski demikian, Siti Aminah mengaku tak menaikkan harga jual tahun siap masak itu. Sebab, dirinya khawatir, para pelanggannya akan berkurang jika mengetahui harga tahu menjadi mahal dari sebelummya.

“Sekarang 1.000 Rupiah per potong. Biasanya 1.000 Rupiah tapi agak besar,” kata perempuan yang menjadi pengusaha tahu sejak tahun 1970 silam tersebut.

Kedelai impor ini merupakan bahan baku utama yang dipakai pengrajin tahu atau tempe. Jika harganya mahal, mereka khawatir usahanya akan bangkrut karena tak sebanding dengan biaya produksi dan hasil pemasarannya.

Siti Aminah membeber, setiap hari dirinya mampu memproduksi tahu 15 hingga 17 proses masak. Dimana sekali proses, membutukan kedelai sekitar 13,5 Kilogram.

“Kalau naik terus ya pasti akan gulung tikar,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul