FaktualNews.co

Pegiat Lingkungan Tulungagung Tolak Wacana Penebangan 124 Pohon Sono Keling

Nasional     Dibaca : 706 kali Penulis:
Pegiat Lingkungan Tulungagung Tolak Wacana Penebangan 124 Pohon Sono Keling
FaktualNews.co/Latif Syaipudin/
Petugas saat menata kayu tebangan pohon sono keling di Garasi DLH Tulungagung, Kamis (21/1/2021).

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Pegiat lingkungan hidup Kabupaten Tulungagung yang tergabung dalam Forum Komunikasi Hijau memprotes wacana penebangan terhadap 124 pohon sono keling.

Meski demikian, pegiat lingkungan tersebut juga tidak sepenuhnya menolak wacana itu dan menyarankan pohon yang di tebang yaitu yang dalam ketegori tidak layak saja.

“Intinya kami mendatangi kantor DLH, kami hanya meminta untuk tidak seluruhnya di tebang, tapi yang sudah dalam kategori tidak layak, seperti mati, mengering, ataupun rawan roboh,” kata salah seorang pegiat lingkungan Forum Komunikasi Hijau Tulungagung Karsi Nero, (25/1/2021).

Penolakan tersebut dengan pertimbangan faktor pertumbuhan yang lama apabila harus dilakukan penebangan dan reboisasi total.

“Karena proses menanam dan merawatnya juga membutuhkan waktu yang sangat lama, sekitar 40 hingga 50 tahun, jadi jangan di tebang semuanya. Sangat sayang jika ditebang seluruhnya, misalnya seperti yang ada di pinggir gini, berupaya reboisasi lereng gunung memerlukan waktu dan proses yang lama,” paparnya.

Menanggapi alasan faktor keamanan dan pencurian yang selema ini terjadi, pihaknya berpendapat seharunya pihak terkait dari Pemkab maupun kepolisian harusnya telah melakukan proteksi.

“Kalau soal keamanan, ada polisi, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup sendiri, dan pihak lainnya seperti Desa bahkan juga nemiliki hak untuk melakukan pengawasan,” jelas Karsi.

Pihaknya berharap Pemkab tidak sepenuhnya akan melakukan penebangan. Secara teknis dalam tata lingkungan, karena pohon-pohon tersebut juga dapat memberikan oksigen.

“Pohon ini kan manfaatnya banyak, oksigen, pengaman bahu jalan, dan lain-lain. Karena memang keberadaan pohon di pinggir jalan membutuhkan pohon untuk mengurai polusi,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul