Banjir Bandang Sungai Bedadung Jember, Warga: 31 Tahun Tinggal Ini yang Terbesar
JEMBER, FaktualNews.co – Banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember akibat meluapnya sungai Bedadung menyebabkan tiga rumah yang berdiri di kawasan aliran sungai ratah dengan tanah.
Menurut kesaksian warga yang tinggal di Jalan KH. Ahmad Dahlan gang 9 Lingkungan Kepatihan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Suhadi. Banjir bandang sungai Bedadung Jember ini merupakan yang terbesar karena arus deras dan kuat sehingga merobohkan rumah miliknya. Padahal berjarak 5 meter dari bibir sungai.
“Apalagi saya tinggal di sini (kawasan DAS Bedadung) sejak tahun 1989. Kurang lebih 31 tahun. Tapi ini banjir terbesar setahu saya. Bahkan saat kejadian kemarin. Rumah saya sampai terguling karena arus deras dan kuat sekitar Magrib itu. Menyisakan Kakus dan pondasi rumah separuh,” kata Hadi saat dikonfirmasi sedang membersihkan puing-puing rumahnya, Sabtu (30/1/2021) sore.
Hadi juga mengatakan, seluruh barang dan harta benda miliknya pun hilang hanyut terbawa arus banjir.
“Saat itu saya tidak bisa menyelamatkan barang banyak. Hanya televisi dan dua ekor ayam. Kandang ayam dan lain-lainnya, harta benda dokumen hanyut semua,” ujarnya dengan wajah sedih.
Hadi pun mengaku heran, DAS Bedadung yang besar dan berada di wilayah Kota Jember itu kok bisa sampai mengalami banjir besar seperti yang dialaminya.
Untuk mengatasi banjir yang umumnya dialami, Hadi membangun pondasi rumahnya menjadi dua tingkat. Meskipun dengan luas hanya 7 x 3 meter.
“Sebelum-sebelumnya, meskipun banjir tidak sampai seperti yang saya alami. Saya bahkan setelah menyelamatkan diri, tidak bisa berbuat banyak. Hanya melihat detik-detik rumah saya yang terguling dibawa arus, yang saat itu ketinggian air kurang lebih 1 sampai 2 meteran. Suasananya juga mencekam bahkan bunyi kretek-kretek tembok saat kena arus (deras aliran sungai), dan kita lari itu sudah. Yang penting anak dan istri saya selamat,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai penarik becak ini.
Dengan kondisi yang dialaminya, kini Hadi pun hanya bisa pasrah dan mengungsi ke rumah adiknya yang berjarak 20 meter dari rumahnya.
“Saya sebenarnya tidak mengharap bantuan, toh meskipun hidup saya serba kekurangan, tidak ada yang bantu, ya saya berusaha sendiri. Tapi karena kondisi saat ini, terpaksa saya mengungsi di rumah adik, dan mungkin dapat bantuan untuk memperbaiki rumah. Sebelum rumah saya hanyut juga baru selesai saya renovasi,” ujarnya.
Dari data terakhir yang dirilis BPBD Jember, dampak dari Banjir Bandang DAS Bedadung mengakibatkan banyak warga terdampak.
Kata Anggota TRC BPBD Jember Rheza Pratama, ada 13 titik lokasi yang terdampak banjir dan mengakibatkan kerusakan materiiil. Yang berada di 7 kecamatan.
“Diantaranya Kecamatan Jelbuk, Kalisat, Pakusari ada dua desa yakni Patemon dan Pakusari; kemudian Patrang juga dua desa, Kelurahan Patrang dan Jemberlor,” sebutnya.
“Kemudian Kecamatan Sumbersari, di dua Kelurahan Sumbersari dan Kebonsari; Kecamatan Kaliwates, yakni Kelurahan Kepatihan, Tegal Besar, dan Mangli; terakhir Kecamatan Rambipuji, di dua desa yakni Kaliwining dan Nogosari,” sambungnya.
Untuk dampak kerugian, lanjutnya, 436 rumah terendam, 2 fasilitas ibadah terendam, 1 fasilitas pendidikan terendam, 7 rumah RR (Rusak Ringan), 10 rumah RS (Rusak Sedang), dan 9 rumah RB (Rusak Berat).
Kemudian langkah yang dilakukan TRC BPBD Jember dibantu relawan lainnya, dan dibantu TNI serta Polri. Yakni menyalurkan bantuan dan asessment.
“Kami juga mengirim tim Jitupasna untuk menilai kerugian, Menginfokan ke dinas terkait untuk jembatan di Jelbuk agar dilakukan penanganan selanjutnya, juga jembatan lainnya dan fasum yang terdampak,” tandasnya.