TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Hasil survei yang dilaksanakan ULP PLN Tulungagung menyatakan, masih ada masyarakat yang tidak mengambil token gratis yaitu stimulus PLN di masa pandemi Covid-19 ini.
Survei tersebut merupakan bagian dari evaluasi penyaluran token gratis sepanjang tahun 2020 lalu, menyasar sekitar 11 kecamatan yang berada di bawah ULP PLN Tulungagung.
Hasilnya 7 orang dari 190 pelanggan yang mendapat survei menyatakan tidak mengambil token listrik gratis dengan alasan utama faktor SDM (Sumber daya manusia) yang tidak mengusasi iptek, dan atau tidak memiliki gagdet.
Kepala ULP PLN Tulungagung, Timbar Imam Priyadi, survei tersebut disebar oleh petugas baca meter, di seluruh kecamatan yang dibawahi ULP PLN Tulungagung.
“ULP sini kan ada 11 Kecamatan, yang menerima dari pelanggan pengguna daya 450 maupun 900 volt, sekitar 65 ribu pelanggan dari sekitar 178 ribu pelanggan,” jelasnya, Rabu (3/2/2021).
Survei dengan metode angket, rerata jawaban pelanggan tersebut yang tidak mengambil token gratis, karena tidak tahu mengenai pemberian stimulus gratis.
“Biasanya masyarakat yang mohon maaf dalam artian kurang mampu, ini mereka kan tidak punya gagdet. Jadi mereka juga tidak tahu, ini menjadi evaluasi kita,” terangnya.
Sebenarnya, menurut Timbar selama ini juga ada peran dan kerjasama dengan pihak desa, mengenai sosialisasi tata cara pengambilan teken gratis.
“Ini kita juga sudah didukung oleh Desa, kita berterima kasih. Meskipun ada 7 dari 190 sekian yang tidak mengambil karena alasan tersebut, tapi jumlah tersebut sangat kecil,” paparnya.
Sementara itu, sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, stimulus PLN diperpanjang hingga Maret 2021. Dengan menerapkan skema yang berbeda.
“Jadi ada sedikit kebijakan baru, jadi misalnya daya 450 gratis, cuma gratisnya tidak los, dibatasi 72 jam nyala. Dari penghitungan 450 × 30 hari × 24 jam = 324 KWH. Jika nanti ada kelebihan dari 324 KWH, maka yang akan dibayarkan pelanggan lebihnya,” paparnya.
Sedangkan untuk pengguna pra bayar, juga akan mendapatkan diskon, apabila 450 volt mendapat 100 persen dari jumlah pembelian dan 900 volt bersubsidi mendapat jatah 50 persen dari pembelian.
“Jadi kalau pakainya normal, sebenarnya gak akan habis, gak akan ada penambahan pembayaran,” pungkasnya.